Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Program Pemerintah

Kawasan Bintuni Menjadi Industri Petrokimia

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mengakselerasi pengembangan kawasan industri di luar Jawa, salah satunya di Kawasan Industri (KI) Teluk Bintuni, Papua Barat. Hal itu demi mendukung target pemerintah dalam mendorong peningkatan kontribusi industri pengolahan non migas luar Jawa sebesar 60 persen.

Menurut Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Doddy Rahadi, Kawasan Industri Teluk Bintuni memiliki potensi sumber daya alam untuk mendukung industri Petrokimia. Terlebih lagi pengembangan industri methanol dan turunannya, kemudian amoniak dan turunannya merupakan salah satu industri strategis.

KI Teluk Bintuni merupakan salah satu dari KI Prioritas yang telah dicanangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional(RPJMN) 2015-2019, serta masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). "Karena itu, hal tersebut menjadi perhatian kita semua, baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk mewujudkan pembangunan Kawasan Industri Teluk Bintuni,"ungkapnya di Jakarta, kemarin.

Adapun pengembangan kawasan industri petrokimia di Kabupaten Teluk Bintuni diharapkan dapat menarik investasi sebesar 1,76 trilliun rupiah untuk pembangunan kawasan industri, kemudian sekitar 800 juta dollar AS dari pembangunan pabrik methanol dengan kapasitas sebesar 800 Kilo Ton Per Anum (KTPA) selama 20 tahun, dengan memanfaatkan lahan seluas 20 Hektare (ha).

Direktur Perwilayahan Industri Ditjen KPAII Kemenperin, Ignatius Warsito menambahkan, dalam master plan KI Teluk Bintuni yang telah disusun, dibutuhkan lahan untuk kegiatan operasi seluas 200 hektare. Untuk itu, pemerintah daerah diharapkan dapat segera mengupayakan pembebasan lahan untuk mengawali pengembangan Industri ini.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Antara, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top