Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kawanua Swiss Gelar "Horas Marijo Batman"

Foto : istimewa

Kawanua Swiss bersama Punguan Batak Swiss menyelenggarakan Swiss Culture Nite 2022 di Üdiker-Huus, Uitikon, kanton Zurich, Swiss, Sabtu (15/10).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kawanua Swiss bersama Punguan Batak Swiss menyelenggarakan Swiss Culture Nite 2022 di Üdiker-Huus, Uitikon, kanton Zurich, Swiss, Sabtu (15/10). Gelar budaya bertema "Hita Sude Basudara" selain untuk mempererat persaudaraan orang Manado dan Batak di perantauan, juga bertujuan memperkenalkan budaya, kuliner, pariwisata Manado, dan Batak di ajang internasional.

Gelar Budaya yang dihadiri kurang lebih 400 orang tersebut diselenggarakan dalam dua bahasa, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, dengan logat Manado dan Batak. Tari dan musik mengalir di sepanjang gelaran budaya. Tarian Maengket dibawakan dua noni Manado-Swiss, Bellina Suess dan Gabrielle Amour Lebet. Tarian Kabasaran dibawakan anggota Kawanua Swiss yang tidak memiliki latar belakang penari. Mereka berlatih beberapa bulan sebelum tampil, mengenakan kostum yang dirancang Yanti Mintalangi Thomas.

Fashion show kreasi kain tenun Bentenan dari Karema menampilkan model Swiss-Manado Philip Meyer, Awandha Mamahit, Theo Lebet, Federico Poggiani (Swiss), Sandra Vilic (Swiss), Gabrielle Lebet, Tiara Poggiani, Melanie Ferrand, Isabella Süess. Sedangkan lagu-lagu daerah seperti O Ina Ni Keke, Si Patokaan, Dalapia, Kota Manado yang Kucintai, diperdengarkan, memberi kesan kental budaya Indonesia.

Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein, Muliaman Hadad, berhalangan hadir dan mengirim apresiasi melalui tayangan video. Ketua Panitia Samy Lalujan menyebut, kegiatan tersebut merupakan kebanggaan warga Kawanua Swiss. Sedangkan Ketua Kawanua Swiss Annatje Moeri mengatakan, meskipun malam budaya bukan satu-satunya acara Kawanua Swiss, tetapi kegiatan tersebut bisa meningkatkan kebanggaan Kawanua diaspora Swiss yang tidak pernah melupakan asal-usul daerah kelahiran.

Tidak lengkap sebuah acara tanpa pesta kuliner. Pengunjung dipuaskan dengan berbagai makanan tradisional seperti ayam rica-rica, sapi bumbu RW, sayor foki foki telor, tinituan sambal rica roa, ikang ayam leilem, ikang woku daong, nasi jaha dan dodol kanari, naniura, napinadar, dan natinombur. Tersedia lebih dari 40 doorprize, antara lain voucher kapal pesiar dari Holland Norway Lines.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Lili Lestari

Komentar

Komentar
()

Top