Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kaum Muda Myanmar Berlomba Tinggalkan Negaranya Pasca-Pengumuman Wajib Militer

Foto : AFP/STR

Kaum muda Myanmar mengantre untuk mendapatkan visa di kedutaan Thailand di Yangon setelah junta menyatakan akan memberlakukan wajib militer.

A   A   A   Pengaturan Font

YANGON - Ribuan orang mengantre di Kedutaan Besar Thailand di Yangon, Myanmar pada Jumat (16/2). Kaum muda Myanmar berusaha meninggalkan negaranya setelah pengumuman wajib militer.

Akhir pekan lalu, junta militer mengatakan akan menegakkan undang-undang yang mengizinkan memanggil semua warga negara, pria berusia 18 hingga 35 tahun dan perempuan berusia 18 hingga 27 tahun, untuk bertugas setidaknya selama dua tahun di tengah upaya militer memadamkan oposisi.

Junta menghadapi perlawanan bersenjata yang meluas dari aliansi kelompok etnis minoritas setelah militer merebut kekuasaan dari pemerintahan sipil terpilih. Baru-baru ini pihak junta mengalami serangkaian kekalahan besar.

Kedutaan Besar Thailand di Yangon dibanjiri oleh pemuda dan pemudi yang mencari visa untuk keluar dari Myanmar sejak pengumuman Sabtu lalu bahwa "Undang-undang Dinas Militer Rakyat" akan diberlakukan.

Pada Jumat, seorang jurnalis AFP melihat antrean antara 1.000 dan 2.000 orang mengular di jalan-jalan dekat misi di pusat kota Yangon.

Kedutaan mengatakan pihaknya mengeluarkan 400 tiket bernomor setiap hari untuk mengatur antrean.

Seorang pelajar, Aung Phyo (20), mengatakan kepada AFP, dia tiba di kedutaan pada Kamis pukul 8 malam dan tidur di mobilnya sebelum mulai mengantre sekitar tengah malam.

"Kami harus menunggu selama tiga jam dan polisi membuka gerbang keamanan sekitar jam 3 pagi dan kami harus berlari ke depan kedutaan untuk mencoba mendapatkan tempat untuk mendapatkan token," kata Aung Phyo, yangmenggunakan nama samaran karena khawatir akan keselamatannya.

Undang-undang tersebut dibuat oleh junta sebelumnya pada 2010 tetapi tidak pernah digunakan, tidak jelas bagaimana undang-undang tersebut akan ditegakkan.

Tidak ada rincian yang diberikan tentang bagaimana warga akan dipanggil untuk bertugas, namun banyak anak muda tidak mau menunggu dan mencari tahu.

"Saya akan pergi ke Bangkok dengan visa turis dan berharap bisa tinggal di sana untuk sementara waktu," kata Aung Phyo.

"Saya belum memutuskan untuk bekerja atau belajar. Saya hanya ingin melarikan diri dari negara ini."

Kaung Kaung (22) mengatakan semua hotel di dekat kedutaan Thailand sudah penuh dipesan oleh orang-orang yang mencoba mendapatkan visa.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top