![Kata Pakar TI UGM, Tim Khusus Bentukan Presiden Tidak Perlu Lacak Bjorka, Kenapa Seperti Itu?](https://koran-jakarta.com/images/article/kata-pakar-ti-ugm-tim-khusus-bentukan-presiden-tidak-perlu-lacak-bjorka-kenapa-seperti-itu-220914135845.jpg)
Kata Pakar TI UGM, Tim Khusus Bentukan Presiden Tidak Perlu Lacak Bjorka, Kenapa Seperti Itu?
![Kata Pakar TI UGM, Tim Khusus Bentukan Presiden Tidak Perlu Lacak Bjorka, Kenapa Seperti Itu?](https://koran-jakarta.com/images/article/kata-pakar-ti-ugm-tim-khusus-bentukan-presiden-tidak-perlu-lacak-bjorka-kenapa-seperti-itu-220914135845.jpg)
Ilustrasi peretas Bjorka
Selain segera mengamankan data, menurut dia, pemerintah perlu segera memberikan prioritas pada ekosistem yang mendukung perilaku dan budaya siber yang aman.
Menurut dia, teror berupa peretasan data bukan hanya perlu diwaspadai oleh pemerintah melainkan juga semua institusi lain termasuk masyarakat dengan tidak mengabaikan keamanan data.
Regulasi yang disusun, kata dia, sebaiknya bukan sekadar bersifat mengancam tetapi juga mengedukasi agar tercipta ekosistem digital yang nyaman untuk berkarya.
"Kita jangan mengabaikan atau 'denial' (menyangkal) terhadap situasi keamanan data. Kita juga harus mulai tidak menganggap remeh hal-hal kecil terkait keamanan. Sebagai contoh menyebarkan tautan dokumen berupa data pribadi di media sosial, padahal hal tersebut mudah dieksploitasi pelaku-pelaku kejahatan siber," kata dia.
Tim respons darurat dibentuk saat rapat internal yang dipimpin Presiden Joko Widodo dan dihadiri Kepala BSSN Hinsa Siburian, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD, serta Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (12/9).
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Sriyono
Komentar
()Muat lainnya