Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Kata Jenderal Bintang Dua Kopassus Ini, Jika KKB Keras Kepala Tak Mau Kembali ke NKRI, Apa Boleh Buat Akan Ditumpas

Foto : Istimewa

Mayjen I Nyoman Cantiasa.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah telah menetapkan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua sebagai organisasi teroris. Aparat keamanan pun langsung merespons cepat, dengan menggelar operasi gabungan pemulihan keamanan dan ketertiban. Terutama di wilayah tempat bercokolnya KKB seperti di Kabupaten Puncak.

Di Papua sendiri ada dua jenderal bintang dua Kopassus yang kini dipercaya jadi Panglima Kodam. Pertama, adalah Mayjen TNI Ignatius Yogo Triyono yang menjadi Pangdam XVII/Cenderawasih dan Mayjen Nyoman Cantiasa yang diberi mandat untuk memegang kendali Kodam Kasuari atau jadi Pangdam Kasuari di Papua Barat.

Merespons keputusan pemerintah yang telah menetapkan KKB sebagai kelompok teroris, Mayjen Nyoman Cantiasa bersikap tegas. Kata dia, dalam menghadapi KKB, tentu tak melulu yang dikedepankan adalah operasi militer, berupa penindakan.

Pendekatan persuasif juga tetap dikedepankan untuk merangkul kembali para anggota KKB ke pangkuan Ibu Pertiwi. Bagaimana pun, kata mantan Danjen Kopassus ini, para anggota KKB ini adalah saudara sebangsa dan se-Tanah Air.

"Mereka (kelompok separatis) adalah warga negara Indonesia dan mereka sesungguhnya saudara. Sekarang, bagaimana kita harus segera mengajak mereka dan melakukan langkah-langkah persuasif kepada mereka. Ini khususnya ditujukan kepada putra-putra daerah, karena kalau (ajakan, red) itu tidak dilakukan, maka permasalahan tidak akan selesai," kata Jenderal berdarah Bali ini dalam keterangannya yang diterima Koran Jakarta, Selasa (11/5).

Namun, bukan berarti tak ada langkah tegas. Langkah tegas, kepada mereka yang tetap keras kepala tak mau kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi, akan dilakukan. Apalagi, jika mereka masih terus menebar teror yang merugikan da membuat resah masyarakat. Apa boleh buat, mereka akan dilibas.

"Namun demikian kalau ada pihak-pihak atau kelompok yang berseberangan dengan kita, yang masih tetap keras kepala, kepala batu, diajak baik-baik tidak mau dan tetap melawan, memberontak, dan angkat senjata kepada Negara dan Pemerintah Republik Indonesia, maka terpaksa kita tegakkan hukum tumpas," tegasnya.

Tidak lupa jenderal baret merah lulusan terbaik Akmil tahun 1990 ini mengingatkan tentang bahaya ancaman paham radikal dan separatis yang kerap menyasar generasi muda. Kata dia, untuk menangkal ini, sangat penting peran dari para tokoh masyarakat dan agama. Semua harus bersatu memerangi lahan yang membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa ini.

Termasuk juga, peran dari para tokoh adat, masyarakat dan agama di Papua, kata Nyoman. Mereka diharapkan untuk terus mengingatkan orang-orang di sekitarnya agar tidak terpengaruh atau ajaran radikalisme dan separatisme.

"Mari kita jaga keluarga, anak-anak, kampus, institusi, dan yang lainnya, kemudian mari kita saling mengingatkan saudara-saudara kita agar jangan terpengaruh dengan radikalisme, terorisme, dan separatisme. Membangun Papua Barat ini harus dengan hati," ucap sang jenderal baret merah tersebut.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top