Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kasus Covid-19 di Jakarta Tambah 432 Orang

Foto : ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/pras

Umat muslim menunaikan ibadah Shalat Idul Adha 1441 H di lingkungan Masjid Al-Azhar dengan selalu menjaga jarak sesuai protokol kesehatan, Jakarta, Jumat (31/7).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakartamelaporkankasus positif COVID-19 di Jakarta mencapai 21.201 kasus atau mengalami peningkatan 432 orang pada Jumat (31/7) dibandingkan hari sebelumnya sebanyak 20.769 kasus.

Berdasarkan data yang diterima dari Pemprov DKI Jakarta, Jumat, penambahan kasus sebanyak 432 orang itu lebih banyak dari penambahan pada Kamis (30/7) sebanyak 299 orang, pada Selasa (28/7) sebanyak 412 kasus, pada Minggu (26/7) sebanyak 378 kasus, pada Sabtu (25/7) sebanyak 393 kasus, dan pada Jumat (24/7) sebanyak 279 kasus.

Namun tidak lebih tinggi dibanding penambahan pada hari Rabu (29/7) sebanyak 584 kasus yang merupakan rekor tertinggi selama pandemi.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Fify Mulyani memaparkan 299 orang kasus Covid-19 itu, adalah dari hasil tesPolymerase Chain Reaction(PCR) pada 6.264 spesimen.

"5.344 di antaranya untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 432 positif dan 4.912 negatif. Untuk jumlah orang dites sepekan terakhir sebanyak 43.500. Sedangkan, untuk jumlah tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 37.663," akatanya.

Ia menjelaskan, WHO telah menetapkan standar jumlah tes PCR adalah 1.000 orang per 1 juta penduduk per minggu. Berdasarkan WHO, Jakarta harus melakukan pemeriksaan PCR minimum pada 10.645 orang (bukan spesimen) per minggu, atau 1.521 orang per hari. "Saat ini jumlah tes PCR di Jakarta setiap pekan adalah empat kali lipat standar WHO," ucapnya.

Fify menyebut kondisi wabah di sebuah daerah hanya bisa diketahui melaluitesting. Strategi tes-lacak-isolasi sangat penting dilakukan dalam penanganan wabah.

"Jumlah tes yang tidak memenuhi standar WHO berakibat makin banyak kasus positif yang tidak terlacak. Sehingga, semakin banyak pula yang tidak diisolasi, dan semakin meningkatkan potensi penularan Covid-19. Jakarta telah memenuhi standar itu, bahkan melebihinya," ujar Fify. ant/P-5



Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top