Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Anjloknya Harga Ayam I Tidak Murni Persoalan Kelebihan Pasokan

Kartel Kuasai Bisnis Ayam

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Dirut Bulog menduga anjloknya harga ayam ditingkat peternak merupakan praktik kartel dan tidak semata hanya persoalan pasokan.

JAKARTA - Anjloknya harga ayam di tingkat peternak dalam beberapa bulan terakhir ditengarai tidak mutlak karena kelebihan supply. Faktor lainnya yang patut diduga adalah pengaruh kartel yang dominan di bisnis ayam.

Direktur Utama, Perum Badan Usaha Logistik (Bulog), Budi Waseso, menilai anggapan bahwa fluktuasi harga ayam hanya karena faktor supply dan demand tidak selamanya benar. "Jaringan kartel bisa menentukan harga, jika mereka bersepakat naikan harga maka harga akan naik," cetusnya, di Jakarta, Selasa (2/7).

Pria yang akrab disapa Buwas tersebut mengatakan anjloknya harga ayam di tingkat peternak diduga karena ulah para broker. Mereka memanfaatkan jejaring yang luas dan sudah lama beroperasi di bisnis ayam.

Sebenarnya, tegas Buwas, persoalan ini bisa diatasi jika kewenangan lembaga tersebut diperluas untuk mengurusi masalah pangan secara menyeluruh. Apabila Bulog diperkuat maka dirinya bisa memutus jaringan kartel itu, sehingga peternak tidak selalu menderita kerugian seperti sekarang.

Terkait anjloknya harga ayam, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tjahya Widayanti, mengaku telah meminta kementerian dan instansi lain untuk turut menyerap pasokan daging ayam ras potong dari peternak.

Selain itu, Kemendag juga telah meminta Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) untuk melakulan hal yang sama sesuai harga acuan pembelian di peternak yang ditetapkan dalam Permendag 96 Tahun 2018. Aprindo dapat berkoordinasi dengan Asosiasi Rumah Potong Hewan Unggas Indonesia (Arphuin). "Itu merupakan upaya untuk menaikan harga ayam ras potong atau live bird," ungkap Tjahya.

Berdasarkan informasi Perhimpunan Insan Perunggasan Indonesia (Pinsar), rata-rata harga nasional ayam ras potong di tingkat peternak per tanggal 25 Juni 2019 sebesar 12.826 rupiah per kilo gram (kg). Harga ini berada di bawah harga acuan pembelian yang ditetapkan dalam pada Permendag Nomor 96 Tahun 2018, yaitu berkisar 18.000-20.000 rupiah per kg.

Tidak Seimbang

Tjahya menegaskan, menurunnya harga ayam ras potong di tingkat peternak merupakan cerminan dari kondisi keseimbangan persediaan dan permintaan yang terjadi saat ini. Harga acuan pembelian di peternak pada Permendag 96 Tahun 2018 merupakan harga pembelian dalam kondisi normal, mulai dari komponen produksi hingga kondisi persediaan dan permintaan.

Berdasarkan pemantauan Kemendag, tambah Tjahya, saat ini cold storage yang dimiliki masing-masing Rumah Potong Ayam (RPA) dalam kondisi penuh. Bahkan, sebagian besar RPA harus menyewa cold storage baru untuk menyimpan karkas beku. "Kondisi seperti ini belum pernah terjadi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir," kata Tjahya. ers/E-12

Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top