Kamis, 21 Nov 2024, 06:59 WIB

Karier Rafael Nadal Berakhir

melambai tangan I Rafael Nadal dari Spanyol melambai tangan saat memberikan penghormatan atas karirnya di akhir pertandingan ganda perempat final antara Belanda dan Spanyol pada Final Piala Davis di arena Palacio de Deportes Jose Maria Martin Carpena.

Foto: JORGE GUERRERO / AFP

MÁLAGA - Legen­da tenis dunia Rafael Nadal resmi meng­akhiri karir gemilangnya, Rabu (20/11) setelah Belanda menyingkirkan Spanyol di perempat final Davis Cup. Petenis berusia 38 tahun, pemilik 22 gelar Grand Slam, kalah di partai tunggal pertama. Meskipun Carlos Alcaraz berhasil menyamakan kedudukan lewat kemenangan di partai kedua, Belanda akhirnya memastikan kemenangan 2-1 melalui partai ganda penentu.

Nadal menyerah 6-4, 6-4 di tangan Botic van de Zandschulp di laga pembuka. Alcaraz menjaga asa Spanyol dengan kemenangan 7-6 (7/0), 6-3 atas Tallon Griekspoor. Di partai penentu, pasangan Van de Zandschulp dan Wesley Koolhof mengalahkan Alcaraz dan Marcel Granollers dengan skor 7-6 (7/4), 7-6 (7/3). Dia membawa Belanda ke semifinal untuk menghadapi Kanada atau Jerman.

Setelah berbulan-bulan absen akibat cedera dan belum bermain di laga resmi sejak Juli, partisipasi Na­dal sempat diragukan. Namun, kapten tim Spanyol, David Ferrer, memastikan Nadal bermain di partai tunggal pertama. Tampil di ­hadapan lebih dari 10.000 penonton, Nadal tampak emosional saat lagu kebangsaan Spanyol dikumandangkan. Sorak-sorai “Rafa, Rafa” menggema di seluruh arena, menambah suasana haru.

“Penuh emosi. Saya sa­ngat gugup karena ini mungkin pertandingan tunggal terakhir sebagai professio­nal. Mendengar lagu kebangsaan untuk terakhir kalinya se­bagai pemain profesional adalah momen yang sangat spesial,” ujar Nadal.

Sejak debutnya di Davis Cup pada 2004, Nadal telah memenangkan 29 dari 30 pertandingan tunggal sebelumnya. Namun, di laga ini, meski mendapatkan dukungan penuh dari publik tuan rumah, dia harus meng­akui keunggulan lawannya.

Van de Zandschulp, peringkat 80 dunia, tampil solid dengan memanfaatkan lapangan indoor yang kurang ideal bagi Nadal, si “Raja Tanah Liat.” Pemain Belanda itu memaksa Nadal bertahan di sisi backhand dan mematahkan servisnya di gim kesembilan untuk merebut set pertama.

Di set kedua, Van de Zandschulp kembali mendominasi dengan me­matahkan ser­vis Nadal di gim pembuka. Na­dal sempat menunjuk­kan semangat juang­nya dengan me­matahkan balik di gim keenam, membuat arena bergemuruh. Na­mun, saat gim kesepuluh, Nadal kembali melakukan kesalahan sendiri yang memberi Van de Zandschulp poin ­kemenangan.

Carlos Alcaraz, peringkat tiga dunia, melanjutkan perjuangan Spanyol dengan penampilan gemilang di partai kedua. “Saya melakukannya untuk Rafa,” ujar Alcaraz setelah mengalahkan Griekspoor dengan straight set.

Di laga ganda penentu, pasang­an Spanyol Alcaraz dan Granollers memulai dengan baik tetapi gagal mempertahankan keunggulan di set pertama. Pasangan Belanda, Koolhof dan Van de Zandschulp, bermain gemilang, terutama di area net. Meski Spanyol sempat memimpin 2-1 di set kedua, Belanda segera menyamakan kedudukan melalui service ­winner silang dari Van de Zandschulp.

Tie-break kembali menjadi pe­nentu, dan Belanda tampil lebih tenang untuk memastikan kemenangan, sekaligus menutup karir Nadal. Kekalahan ini menjadi akhir dari perjalanan panjang dan luar bia­sa Rafael Nadal di dunia tenis profe­sional. ben/AFP/G-1

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: AFP, Benny Mudesta Putra

Tag Terkait:

Bagikan: