Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kapal Penjelajah Samudera

Karavel, Kapal Andalan Portugis dan Spanyol untuk Jelajahi Dunia

Foto : Wikimedia Commons
A   A   A   Pengaturan Font

Kesuksesan awal penjelajahan tidak lepas dari peran kapal karavel. Kapal ringan dengan lambung rendah dan layar segitiga ini dapat mengatasi angin sakal, badai dahsyat, dan perairan dangkal untuk melewati pantai berkarang.

Karavel atau Caravela dalam bahasa Portugis dan Spanyol, merupakan kapal berukuran sedang dengan lambung rendah dan layar lateen (lateen sail) atau segitiga. Karakter ini menjadikannya ideal untuk penjelajahan samudra sejak abad ke-15 dan seterusnya.

Kapal ini dapat berlayar dengan cepat, bermanuver lincah, dan hanya membutuhkan awak kecil untuk berlayar. Portugis dan Spanyol menjadikannya sebagai kapal andalan pada awal zaman penjelajahan (age of exploration), ketika bangsa Eropa memulai melintasi lautan yang sebelumnya tidak mereka kenal.

Kapal layar karavel dikembangkan dari jenis perahu nelayan Portugis pada pertengahan abad ke-15 ketika Pangeran Henry, Sang Navigator dari Portugal (alias Infante Dom Henrique, 1394-1460) menjelajahi dunia dan mendapatkan akses ke jaringan perdagangan yang jauh.

Di Sagres di ujung selatan negara Portugal, Henry mengumpulkan tim ahli kartografi, navigasi, astronomi, dan ahli desain kapal. Mereka ditugaskan untuk membuat kapal yang mampu mengarungi laut lepas.

Sebelum komite ini bersatu dan mengembangkan desain karavel, kapal layar Eropa bergantung pada salah satu tim pendayung atau layar tetap atau keduanya untuk penggerak dan kapal jenis barca persegi menjadi yang paling umum dibuat.

Karavel awal beratnya tidak lebih dari 80 ton, kecil dibandingkan dengan kapal eksplorasi selanjutnya seperti HMS Bounty William Bligh (215 ton) dan HMS Endeavour James Cook (370 ton). Versi selanjutnya meningkat menjadi 100-150 ton.

Kapal ini memiliki kemudi yang keras serta buritan yang ditinggikan dengan rasio panjang-ke-balok tipikal 3,5:1 dengan lambung dangkal untuk bermanuver dan melaju dengan cepat. Semua karakteristik ini membuat karavel ideal untuk menjelajahi perairan asing dan pantai dangkal.

Hal ini untuk menghindari kapal terdampar di gundukan pasir atau rusak oleh batu karang. Selain itu karavel dapat mengatasi gelombang dan badai yang dahsyat yang sering terjadi di lautan lepas. Itulah mengapa para penjelajah dari Portugis dan Spanyol menggunakan karavel sebagai andalannya.

Sebuah karavel biasanya memiliki dua atau tiga tiang (dan lebih jarang lagi empat), dan ini dilengkapi dengan layar lateen. Layar lateen berbentuk segitiga dan namanya berasal dari Latin meskipun terinspirasi oleh layar kapal layar Arab, khususnya dhow dengan satu layar lateen.

Sebelumnya, kapal layar yang menggunakan layar persegi hanya dapat berlayar dengan angin langsung di belakangnya, tetapi layar lateen yang fleksibel memungkinkan kapal untuk berlayar dalam jarak lima titik dari angin dan bahkan melakukan tack (bergerak zig-zag ke depan) melawan angin sakal.

Angin sakal adalah angin yang bertiup dari arah depan berlawanan dengan arah gerak benda (kapal). Angin ini mengakibatkan kapal tidak bisa maju, dan terombang-ambing di tengah lautan.

Keunggulan dan Kelemahan

Keunggulan lain dari karavel yang diciptakan bangsa Latin di Semenanjung Iberaia itu adalah tidak membutuhkan awak yang banyak. Ini adalah faktor penting dalam pelayaran eksplorasi ketika penyakit kudis, kecelakaan, dan pertemuan kekerasan selama satu atau dua tahun dapat secara signifikan mengurangi jumlah personel yang tersedia untuk ekspedisi tersebut.

Salah satu kelemahan karavel yang juga dibuat di galangan kapal di koloni Portugis seperti Goa di India ini adalah tidak dapat mengangkut muatan sebanyak jenis kapal lain. Kapasitas yang terbatas ini merupakan kerugian yang serius ketika, misalnya, Portugis memperoleh akses ke perdagangan rempah-rempah di Asia dan ingin mengangkut kargo berharga ke Eropa melalui jalur laut.

Untuk jalur perdagangan ini, kapal karakkah (carrack) yang jauh lebih besar digunakan. Berat kapal ini bisa mencapai 2.000 ton. Kapal pelintas samudra bertiang tiga atau empat, dikembangkan pada abad ke-14 dan ke-15 di Eropa. Kerakah pertama kali digunakan untuk keperluan pelayaran niaga bangsa Eropa dari Laut Tengah ke Laut Baltik.

Untuk mengatasi kerugian dari ruang kargo yang terbatas, desain karavel diubah menjadi bundar atau dinamakan redonda caravela. Jenis ini lebih besar dan lebih lebar dari biasa dan beratnya bisa mencapai 300 ton. Jenis bundar biasanya memiliki tiang-tiang persegi untuk kecepatan yang lebih tinggi dan cucur dengan layar sprit.

Varian ketiga adalah karavel bertiang empat yang dirancang untuk digunakan sebagai kapal perang. Biasanya, tiga tiang membawa layar lateen dan satu tiang persegi. Dalam banyak hal, kapan jenis ini merupakan cikal bakal kapal perang galleon di abad ke-16.

Memang, perkembangan kelas karavel yang lebih besar juga merupakan tanggapan atas meningkatnya jumlah serangan Belanda terhadap kapal-kapal Portugis sejak abad ke-16. Kapal yang lebih besar bisa membawa lebih banyak meriam. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top