Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penegakan Hukum | “Yacht” terkait Skandal Korupsi 1MDB

Kapal Mewah "Equinimity" Buruan FBI Ditangkap di Bali

Foto : ANTARA/WIRA SURYANTALA

DISITA POLISI | Kapal mewah Equinimity ditangkap di perairan Indonesia di sekitar Benoa, Bali, Rabu (28/2). Polisi menyita kapal pesiar senilai 250 juta dollar AS tersebut karena diduga hasil kejahatan pencucian uang.

A   A   A   Pengaturan Font

BENOA- Equinimity, yacht mewah buruan The Federal Bureau of Investigation (FBI) senilai 3,5 triliun rupiah disita di Tanjung Benoa, Bali, Rabu (28/2). Yacht itu disebut terkait investigasi skandal korupsi lembaga investasi negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB).

"Kapal ini masuk Indonesia sejak November 2017, nilainya 250 juta dollar AS atau kalau dirupiahkan sekitar 3,5 triliun rupiah. Pemilik kapal masih kita dalami dan ketua tim penyidikan kasus pencucian uang dari Amerika Serikat, FBI, memantau," tegas Wadir Tipideksus Bareskrim Polri, Kombes Daniel Tahimonang Silitonga Daniel.

Skandal 1MDB saat ini diselidiki terkait pencucian uang di sedikitnya enam negara, termasuk Amerika Serikat, Swiss, dan Singapura. Berdasarkan gugatan di AS, sebanyak 4,5 miliar dollar AS disalahgunakan dari 1MDB oleh pejabat tingkat tinggi dan rekan mereka.

1MDB didirikan oleh PM Malaysia, Najib Razak, pada 2009 dan Najib sudah membantah melakukan kesalahan yang dituduhkan pada 1MDB. Pada Agustus 2017, Departemen Kehakiman AS mengejar aset senilai 1,7 juta dollar AS yang diduga dibeli dengan dana 1MDB yang dicuri.

Asetaset itu diduga terkait dengan penyelidikan kasus ini. Di antara aset-aset itu adalah yacht mewah senilai 250 miliar dollar AS yang dibeli oleh pengusaha Malaysia, Jho Low. Jho Low disebut sebagai sosok penting di penyelidikan kasus ini.

Pemilik Menghilang

Gugatan di AS menyebut Low menggunakan dana dari 1MDB untuk membeli yacht bernama Equanimity. Yacht itu terdaftar di Kepulauan Cayman.

Yacht itu memiliki interior berlapis kombinasi antara marmer, kayu, bambu, dan emas dengan desain ala Asia. Di dalamnya ada kolam renang sepanjang 20 meter, spa dan sauna, gym, lift, bioskop, hot tub, jacuzzi, hingga helipad.

"The Equanimity" ini memiliki panjang 91 meter dan berkapasitas 26 penumpang serta 28 kru. Keberadaan Low sendiri hingga saat ini tidak diketahui. Perusahaannya di Hong Kong tidak bersedia memberikan.

Dalam pernyataan lewat email yang dikirim perwakilannya, Low mengatakan tindakan Departemen Kehakiman AS adalah contoh tindakan melampaui batas untuk mengejar kasus yang sangat cacat.

Pernyataan yang sama diungkapkan Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri, Brigjen Pol Agung Setya. Agung mengatakan kapal pesiar yang disita di Pelabuhan Benoa, Bali, merupakan hasil tindak pidana pencucian uang.

Peristiwa pidana itu terjadi di Amerika Serikat. "Itu adalah kapal hasil kejahatan pencucian uang di Amerika. Kepolisian Amerika telah menetapkan tersangkanya," ujar Agung saat dihubungi, Rabu (28/2).

Mengetahui kapal itu masuk Indonesia, FBI kemudian melakukan koordinasi dengan penegak hukum Indonesia untuk melakukan penyitaan. "Jadi, FBI Amerika melakukan joint investigation dengan Bareskrim.

Bareskrim membantu," kata Agung. Dari hasil pemeriksaan di atas kapal pesiar sepanjang 100 meter tersebut hanya berisikan anak buah kapal (ABK) sebanyak 34 orang. "Semua krunya warga negara asing (WNA )," tambahnya.

Sebelumnya pada Selasa, kapal ini terdeteksi berada di perairan Lombok. Lalu pada Rabu, berada di Perairan Benoa dan semua kru kapal diamankan dan kapal tersebut disita. eko/SB/Ant/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, Antara

Komentar

Komentar
()

Top