Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Unjuk Kekuatan I Guam Merupakan Pangkalan bagi Pesawat Bomber dan Kapal Selam AS

Kapal Induk Tiongkok Berlayar Dekat Wilayah AS di Guam

Foto : AFP

Berlayar Dekat Guam l Kapal induk Tiongkok, Liaoning, saat sedang berlayar di kawasan Pasifik dalam sebuah latihan militer pada Desember 2016 lalu. Pada Jumat (30/12) dilaporkan bahwa kapal induk Liaoning tengah berlayar dekat dengan wilayah Amerika Serikat di Guam.

A   A   A   Pengaturan Font

TOKYO - Kapal induk Tiongkok, Liaoning, dilaporkan sedang berada dekat di wilayah Amerika Serikat (AS) di Guam. Manuver ini ditafsirkan oleh surat kabar di Tiongkok pada Jumat (30/12) sebagai aksi unjuk kekuatan Beijing kepada Washington DC terkait isu Taiwan.

Liaoning dan kapal pengawalnya telah melakukan latihan di Pasifik barat sejak pertengahan Desember, setelah Jepang mengumumkan strategi keamanan barunya yang menyebut Tiongkok sebagai "tantangan strategis" yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kantor Staf Gabungan Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Rabu (28/12) lalu bahwa selama sepuluh hari dari 17 Desember hingga 27 Desember, pesawat militer yang berada di kapal induk Tiongkok melakukan total sekitar 260 kali lepas landas dan mendarat, sehingga mendorong Jepang untuk mengerahkan pesawat dan kapal militernya.

"Armada Tiongkok yang terdiri dari Liaoning, satu kapal perusak rudal besar Tipe 055 dan sejumlah kapal lainnya, sedang berlayar di dekat Pulau Okidaito dan Kitadaito di Prefektur Okinawa, bagian paling selatan Jepang," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Jepang.

Kementerian itu juga mengatakan bahwa pada 25 Desember, Liaoning terlihat 670 kilometer tenggara Okinotorishima, sekitar 618 kilometer barat laut Guam, sebelum kembali ke perairan antara Taiwan dan Jepang.

Guam adalah salah satu dari dua pangkalan utama militer AS yang menampung pesawat bomber strategis dan kapal selam.

Pada Juni 2019 lalu, Liaoning juga terpantau berlayar mendekati Guam sebagai tanggapan nyata atas latihan militer AS dengan sekutunya di wilayah tersebut pada saat itu.

Nilai Strategis

Menurut para analis, dengan mendekati Guam, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) berarti telah memperluas jangkauannya jauh melampaui apa yang disebut "rantai pulau pertama" ke "rantai pulau kedua".

Rantai pulau pertama adalah rantai kepulauan utama yang mengelilingi daratan benua Asia timur, termasuk Jepang dan Taiwan.

"Misi operasi Liaoning menunjukkan bahwa kapal induk Tiongkok siap untuk membela negara terhadap potensi serangan AS yang diluncurkan dari sana, termasuk upaya campur tangan militer atas masalah Taiwan," tulis Global Times.

"AS sedang membangun sekelompok pangkalan militer di Guam, Jepang, dan Australia, yang menargetkan Tiongkok, dengan Guam menjadi pangkalan operasi inti," kata harian itu yang mengutip analis militer Tiongkok. "Guam dianggap sebagai sebuah simpul penting dalam rantai pulau kedua yang dirancang untuk menghadang Tiongkok," imbuh mereka.

Sementara itu seorang pensiunan kapten Angkatan Laut AS dan mantan direktur operasi di Pusat Intelijen Gabungan Komando Pasifik AS, Carl Schuster, mengatakan bahwa pengerahan kapal induk ini harus dipandang sebagai cerminan pemikiran PLA tentang pentingnya nilai strategis Guam bagi operasi AS.

"Ini juga merupakan pertanda rencana dan operasi Angkatan Laut PLA di masa depan, terutama ketika Tiongkok telah memiliki platform alutsista yang memiliki jangkauan lebih luas dan daya serang lebih besar daripada Liaoning, yang akan menimbulkan ancaman yang signifikan bagi Guam," ucap Schuster.

Sementara itu Komando Armada Wilayah Timur PLA pada Minggu (25/12) mengatakan bahwa keberadaan kapal induknya di Pasifik untuk melakukan patroli keamanan serta latihan kesiapan tempur di sekitar Taiwan.

"Aksi militer oleh PLA ini ditargetkan pada pasukan separatis 'kemerdekaan Taiwan' dan gangguan eksternal, yang bertujuan untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas wilayah," ucap juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional Tiongkok, Kolonel Senior Tan Kefei, pada konferensi pers Kamis (29/12) lalu. RFA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top