Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sengketa Maritim

Kapal Berbendera Tiongkok Serang Nelayan Vietnam di LTS

Foto : ISTIMEWA

Kapal nelayan Vietnam yang dirampok oleh kapal berbendera Tiongkok dekat perairan Kepulauan Paracel, LTS, tiba di Pelabuhan Sa Ky di Provinsi Quang Ngai pada Senin (30/9) lalu. Media pemerintah Vietnam melaporkan bahwa dalam insiden perampokan itu empat dari 10 awak nelayan Vietnam harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami patah tangan dan kaki.

A   A   A   Pengaturan Font

HANOI - Media pemerintah Vietnam pada Rabu (2/10) melaporkan bahwa sepuluh nelayannya telah dirampok dalam sebuah aksi kekerasan di Laut Tiongkok Selatan (LTS) yang disengketakan, dan seorang pejabatnya mengatakan bahwa para penyerang berasal dari kapal-kapal berbendera Tiongkok.

Para nelayan itu dilaporkan telah dipukuli dengan tongkat besi dan dirampok ikan dan peralatan senilai ribuan dollar pada hari Minggu (29/9) lalu di lepas pantai Kepulauan Paracel, sebuah kepulauan di jalur perairan kaya sumber daya yang diklaim oleh Tiongkok, Vietnam, Filipina, Taiwan, Malaysia, dan Brunei.

Media Vietnam tidak mengidentifikasi kewarganegaraan para penyerang, tetapi Phung Ba Vuong, seorang pejabat di Provinsi Quang Ngai mengatakan kepada AFP: "Mereka (penyerang) orang Tiongkok, (perahu itu) berbendera Tiongkok".

Empat dari 10 awak nelayan Vietnam dilarikan ke rumah sakit pada Senin (30/9) setelah tiba di sebuah pelabuhan di Quang Ngai, menurut surat kabar milik pemerintah Tien Phong, yang mengatakan orang-orang itu diserang oleh sekitar 40 orang selama tiga jam.

"Mengenakan pakaian kotak-kotak, mereka dengan kejam memukuli kami dengan tongkat besi," kata Kapten Nguyen Thanh Bien, seraya menambahkan bahwa ia pingsan selama sekitar satu jam setelah serangan itu.

Dokumentasi gambar di situs web Tien Phong menunjukkan bahwa para nelayan dibawa dari perahu mereka dengan tandu. Satu orang mengalami patah kaki dan dua lainnya mengalami patah lengan, kata laporan itu.

Kapten Bien mengatakan kepada pihak berwenang bahwa peralatan dan ikan senilai sekitar 20.000 dollar AS telah dicuri dalam serangan itu.

Pejabat Partai Vuong yang memimpin komite rakyat Binh Chau, komune tempat para nelayan tinggal, mengatakan di media sosial Facebook bahwa ia amat mengecam terjadinya tindakan biadab oleh Tiongkok.

Dalam insiden terpisah pada hari Minggu, surat kabar Tien Phong juga mengatakan bahwa kapal nelayan Vietnam lainnya di Paracel juga dirampok peralatan dan tangkapan ikannya yang senilai 12.200 dollar AS.

Sementara itu pihak Kementerian Luar Negeri Vietnam belum mengeluarkan pernyataan apapun terkait insiden ini.

Hancurkan Pelanggaran

Ketika dimintai komentar mengenai insiden tersebut, Kementerian Luar Negeri Beijing mengatakan kepada AFP bahwa laporan yang dimaksud tidak sesuai dengan fakta, tetapi mengakui adanya insiden yang terjadi.

"Tiongkok memiliki kedaulatan yang tak terbantahkan atas Kepulauan Xisha (Paracel) dan perairan di sekitarnya," kata seorang juru bicara. "Ketika kapal penangkap ikan Vietnam menangkap ikan secara ilegal di perairan Kepulauan Xisha tanpa izin dari pemerintah Tiongkok, otoritas Tiongkok terkait mengambil tindakan untuk menghentikan mereka sesuai dengan hukum," ucap jubir tersebut.

"Operasi di tempat kejadian perkara dilakukan secara profesional dan terkendali, tanpa ada personel yang terluka," imbuhnya. Beijing mengklaim hampir seluruh LTS yang merupakan jalur perairan yang sangat penting secara strategis, yang dilalui oleh perdagangan senilai triliunan dollar setiap tahunnya. Saat ini ada klaim yang bersaing terhadap sebagian laut tersebut dari negara-negara tetangga termasuk dari Vietnam, tetapi Tiongkok semakin agresif dalam menegaskan dirinya di wilayah tersebut.

Peristiwa ini terjadi beberapa pekan setelah Letnan Jenderal Angkatan Darat Tiongkok, He Lei, mengatakan bahwa Tiongkok akan dengan tegas menghancurkan setiap pelanggaran asing yang memusuhi hak dan kepentingan teritorial, kedaulatan, dan maritim Tiongkok.

Letjen He membuat pernyataan itu di sela-sela forum pertahanan di Beijing menyusul serangkaian konfrontasi tingkat tinggi dengan kapal-kapal Filipina di perairan tersebut. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top