Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kaltara Siap Menyambut Investor

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kalimantan Utara (Kaltara) yang merupakan Provinsi termuda di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Untuk ini daerah yany miliki luas 75,467 kilometer persegi siap menyambut para investor dengan siap memberikan kemudahan berinvestasi.

Gubernur Kalimantan Utara H. Zainal A. Paliwang pada Investment Forum menjelaskan dari 17 sektor perekonomian Kalimantan Utara, sektor pertambangan dan penggalian merupakan penopang utama ekonomi. Kemudian sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan lalu Konstruksi, serta Perdagangan dan selanjutnya industri Pengolahan. Dengan potensi seperti ini, Kalimantan Utara tengah bersolek untuk menarik investor.

"Provinsi yang berbatasan langsung dengan Malaysia ini memiliki potensi kekayaan sumber daya alam, utamanya adalah minyak bumi, gas alam dan batu bara, dan yang pasti energi baru terbarukan," kata Zainal dalam keterangan tertulisnya, Kamis (15/10).

Ia menambahkan ada banyak peluang yang dibuka Kaltara untuk investasi, namun ada tiga hal yang menjadi andalan karena potensinya yang memang bagus. Pertama adalah di sektor energi baru yang terbarukan (EBT).

Zainal juga menjelaskan pada rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Kalimantan Utara 2021-2026 pengembangan EBT menjadi salah satu prioritas, khususnya energi air (Hydro Energy). Sumber energi lainnya yang potensinya bisa diperbesar adalah panas bumi (GeoThermal), sinar matahari (Solar Cell) dan Energi Hayati (BioFuel).

"Pemerintah Kaltara telah memetakan potensi pembangkit listrik yang memanfaatkan sumber daya air. Di antaranya Sungai Mentarang, Sungai Kayan, dan beberapa lainnya. Pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) salah satunya berupa pembangunan PLTA di Sungai Kayan yang bisa menghasilkan tenaga listrik hingga 9 ribu Mega Watt (MW), serta Sungai Mentarang dengan kapasitas 1.375 MW," katanya.

Zainal juga mengatakan bahwa potensi lainnya yang didorong untuk para investor adalah pengembangan lumbung pangan atau food estate di Kabupaten Bulungan. Pengembangan lumbung pangan di provinsi ini penting mengingat pada 2045 ibukota negara akan pindah ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, sehingga Kalimantan Utara masuk sebagai daerah penyangga pangan Ibukota Negara untuk sejumlah komoditi, seperti padi organik, cabai dan bawang merah.

"Ini sudah tertuang dalam dokumen arah kebijakan, strategi dan program pembangunan pertanian 2020 - 2024 milik Kementerian Pertanian. Program pembangunan kawasan lumbung pangan terpadu di Kabupaten Bulungan dengan enam titik area seluas 41.143 hektare yang dikembangkan disebut sebagai terbesar ke dua di Indonesia setelah Sumatera Selatan yang seluas 113 ribu hektare," katanya.

Sementara itu, Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Kementrian Investasi/BKPM, Indra Darmawan mengatakan pihaknya mendorong Kaltara untuk mencari investor karena data yang ada menyatakan bahwa total realisasi investasi Indonesia di semester I/2021 mencapai Rp 442,8 triliun. Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 228,5 triliun atau 51,6% dari total realisasi investasi; dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 214,3 triliun atau 48,4% dari total realisasi. Ini menandakan tumbuhnya kepercayaan pelaku investasi global terhadap iklim investasi serta potensi ekonomi Indonesia.

"Kaltara sendiri pada 2020 mencatat nilai investasi mencapai Rp 5,6 triliun. Tahun 2021 ini nilai investasi yang masuk pada semester I sudah lebih Rp 2 triliun. Salah satu daerah potensialnya adalah wilayah Bulungan yang menjadi motor pengerak ekonomi di provinsi ini," katanya.

Sedangkan Kebijakan Ahli Madya, Pusat Kebijakan Ekonomi Makro, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Rahadian Zulfadin mengatakan dalam menyiapkan daerah berpotensi investasiharus didukung feability study dan dijalankan oleh SDM yang kompeten.

"Selain potensi sumber daya alam, bidang teknologi informasi dan komunikasi juga mesti diperhitungkan Provinsi Kalimantan Utara. Hal ini karena era digital akan menentukan bagaimana masyarakat mampu beradaptasi dengan new normal di masa depan. Pemerintah harus menyongsong era kehidupan baru tersebut," katanya.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top