![Kain dari Benang Sintetis, Fleksibel Terhadap Cuaca](https://koran-jakarta.com/images/article/php_owjf0_resized.jpg)
Kain dari Benang Sintetis, Fleksibel Terhadap Cuaca
![Kain dari Benang Sintetis, Fleksibel Terhadap Cuaca](https://koran-jakarta.com/images/article/php_owjf0_resized.jpg)
Peneliti mengembangkan kain cerdas berbahan benang sintetis dengan lapisan karbon nanotube yang dappat diaktifkan oleh suhu dan kelembaban.
Para peneliti berhasil merekayasa sebuah teknologi kain baru dengan tingkat kenyamaan tinggi karena mampu menyesuaikan dengan kondisi lingkungan. Kain baru ini terbuat dari benang sintetis dengan lapisan karbon nanotube yang diaktifkan oleh suhu dan kelembaban.
Kain ini mampu melepaskan panas dalam kondisi lembab yang hangat dan memerangkap panas ketika cuaca atau kondisinya dingin dan kering. Terlepas berbagai inovasi yang dilakukan, dalam beberapa dekade terakhir terkait dengan kain dengan sifat termal berteknologi tinggi yang membuat para pelari maraton tetap dingin atau para pendaki di alpine tetap hangat.
Sayangnya, hingga saat ini belum pernah ada bahan yang mampu mengubah sifat insulasi sebagai respons terhadap lingkungan di sekitarnya. Kemudian para peneliti di University of Maryland telah menciptakan kain dimana secara otomatis dapat mengatur jumlah panas yang melewatinya. Ketika kondisinya hangat dan lembab, mendekati kondisi tubuh yang berkeringat kain memungkinkan radiasi infra merah (panas) melewatinya.
Saat kondisi menjadi lebih dingin dan kering, kain mengurangi panas yang keluar. Pengembangan ini dilaporkan dalam sebuah jurnal awal Februari ini. Para peneliti menciptakan kain dari benang yang direkayasa khusus yang dilapisi dengan logam konduktif. Dalam kondisi panas dan lembab, untaian benang memadat dan mengaktifkan lapisan, yang mengubah cara kain berinteraksi dengan radiasi inframerah.
Mereka menyebut aksinya sebagai "gerbang" radiasi infra merah, yang bertindak sebagai tirai untuk mentransmisikan atau memblokir panas. "Ini adalah teknologi pertama yang memungkinkan kita sebagai pintu masuk radiasi infra merah yang dinamis," kata YuHuang Wang, seorang profesor kimia dan biokimia di UMD dan salah satu penulis makalah terkait yang mengarahkan penelitian ini.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya