Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kudeta di Myanmar I 7 Aktivis Politik Ada Dalam Daftar Pencarian

Junta: Warga Jangan Bantu Aktivis

Foto : AFP/Sai Aung Main

Barikade Jalan l Seorang warga menggelindingkan gelondongan batang pohon yang dijadikan barikade jalan dekat stasiun kereta di Kota Yangon, Myanmar, pada Minggu (14/2). Barikade ini dibangun warga untuk mencegah polisi atau tentara menangkap warga yang terlibat dalam aksi protes pembangkangan terhadap junta di Myanmar.

A   A   A   Pengaturan Font

Upaya penekanan terhadap aksi protes terus dilakukan rezim di Myanmar. Kali ini junta menyasar aktivis politik yang diketahui telah memberikan dukungan pada protes yang menentang kudeta.

YANGON - Rezim militer di Myanmar pada Minggu (14/2) mewanti-wanti warga agar tak melindungi buronan aktivis politik setelah pemerintah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap para pembela demokrasi veteran yang mendukung aksi protes antikudeta.

Upaya penangkapan aktivis politik itu terjadi setelah situasi politik di Myanmar pekan lalu memanas setelah militer menahan pemimpin Aung San Suu Kyi dan menggulingkan pemerintahan pimpinannya.

Pihak keamanan sebelumnya telah menahan para dokter dan pegawai dari beragam profesi yang turut bergabung dalam gerakan pembangkangan dan saat ini polisi Myanmar sedang memburu 7 orang aktivis yang amat vokal mendukung aksi protes.

"Jika Anda menemukan atau memiliki informasi mengenai para buronan itu, segera laporkan ke kantor polisi terdekat," demikian pengumuman junta di sebuah media massa milik negara. "Siapapun yang membantu mereka akan dikenai hukuman sesuai aturan yang berlaku," imbuh bunyi pengumuman tersebut

Salah satu aktivis yang buron adalah Min Ko Naing yang sempat mendekam di penjara selama lebih dari satu dekade. Min turut memimpin awal perlawanan terhadap kediktatoran pada 1988 saat ia masih jadi mahasiswa.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top