Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Konflik di Myanmar I Puluhan Ribu Warga Sipil Mengungsi Akibat Pertempuran

Junta Gunakan Tameng Manusia

Foto : AFP/Zau Ring HPRA

Warga Mengungsi l Sejumlah warga desa di di Negara Bagian Kachin, Myanmar utara, mengungsi setelah terjadi serbuan oleh pasukan junta terhadap paramiliter antijunta Pasukan Pertahanan Rakyat sejak pekan lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

Saat menyerbu sebuah kota pertambangan batu giok di Myanmar pekan lalu, pasukan junta dilaporkan melakukan serangan udara dan menggunakan tameng manusia.

YANGON - Pasukan junta menculik sekitar 20 warga sipil untuk digunakan sebagai tameng manusia dari sebuah desa di Negara Bagian Kachin, Myanmar utara, dan membombardir daerah tersebut sebagai bagian dari serbuan yang memaksa sekitar 20.000 orang meninggalkan rumah mereka sejak pekan lalu, kata warga pada Rabu (17/1).

Serbuan ke Desa Hway Hkar di Kota Hpakant dimulai pada 9 Januari lalu menyusul serangan oleh paramiliter antijunta Pasukan Pertahanan Rakyat terhadap pos-pos militer di daerah tersebut tiga hari sebelumnya, kata beberapa sumber.

"Pasukan junta membalas serangan dengan gempuran udara dan artileri sebelum pasukan junta menyerbu desa tersebut dan menangkap sekitar 20 warga laki-laki yang mencari nafkah sebagai pemulung di tambang batu giok terdekat," ungkap seorang warga Desa Hway Hkar yang meminta identitasnya dirahasiakan.

"Ketika Anda meninggalkan Hway Hkar, ada sebuah tempat yang disebut 'bukit strategis' di mana pasukan junta sekarang ditempatkan, dan orang-orang yang ditahan dibawa ke sana," kata dia.

Sejak serangan awal, militer telah menyerang daerah dekat Hway Hkar setiap hari dengan helikopter tempur dan artileri berat yang ditembakkan dari bukit strategis, yang terletak sekitar 11 kilometer di luar desa, kata warga.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top