Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Juara Olimpiade Berjaya di Swiss

Foto : abrice COFFRINI / AFP

berkompetisi I Pelari Kenya, Emmanuel Wanyonyi (kiri) ber­kom­petisi untuk memenangkan nomor 800m putra pada pertemuan atletik Liga Berlian “Athletissima” di Lausanne, Jumat (23/8).

A   A   A   Pengaturan Font

LAUSANNE - Emmanuel Wanyonyi hampir memecahkan rekor dunia lari 800 m milik David Rudisha dalam ajang Diamond League di Lausanne, Swiss, Jumat (23/8) saat para juara Olimpiade Paris Berjaya di ajang tersebut. Wanyonyi menunjukkan performa luar biasa yang membuatnya menang di Olimpiade Paris.

Dia mendekati rekor dunia 1 menit 40,91 detik yang dibuat oleh Rudisha saat memenangkan emas Olimpiade di London tahun 2012 dengan selisih hanya 0,20 detik. Pelari asal Kenya ini akan mendapatkan kesempatan lain di perlombaan berikutnya dalam kalender elite di Silesia, Polandia, pada Minggu.

Juara Olimpiade lainnya yang berhasil termasuk Letsile Tebogo dari Botswana. Dia mencatat waktu impresif 19,64 detik untuk memenangkan lomba lari 200 m. Pelari berusia 21 tahun, yang meraih emas lari 200 m di Paris itu juga menjadi yang pertama untuk negaranya. Dia mengakui datang ke Lausanne setelah delapan hari tanpa latihan.

"Yang terpenting, setelah pencapaian di Olimpiade, saya harus terus berlari untuk mempertahankan performa sepanjang musim," ujarnya. Miltiadis Tentoglou asal Yunani menang di nomor lompat jauh. Dia melompat sejauh 8,06m. Yaroslava Mahuchikh dari Ukraina memenangkan lompat tinggi putri dengan lompatan setinggi 1,99m.

Namun, tidak semua kabar baik bagi para juara Olimpiade. Grant Holloway, Cole Hocker, dan atlet tolak peluru asal Jerman Yemisi Ogunleye gagal mengulang performa di Paris. Tapi ada penebusan bagi Jakob Ingebrigtsen dari Norwegia. Dia berhasil mengalahkan Hocker di lomba lari 1500 m.

Pelari Norwegia ini sebelumnya menjadi favorit emas Olimpiade Paris, tetapi memulai terlalu cepat dan akhirnya finis di urutan keempat. "Sudah hampir dua pekan sejak Paris. Jadi ada banyak waktu untuk pulih," katanya.

Ingebrigtsen mengatakan banyak masalah mental. Ini termasuk pulang mengambil beberapa hari istirahat dan kembali bekerja. Perlombaan kali ini memberinya jawaban baik. Ingebrigtsen mencatatkan waktu 3 menit 27,83 detik.

Kejutan terbesar terjadi di nomor lari gawang 110 m putra. Juara Olimpiade dan peraih medali emas dunia tiga kali, Holloway, hanya finis di urutan kedua. Dia berada di belakang Rasheed Broadbell dari Jamaika, yang menang dengan catatan waktu 13,10 detik. ben/AFP/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top