Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Juara, Jessica Pegula Dibanjiri Emosi

Foto : Martin BERNETTI / AFP

sesi latihan I Jessica Pegula dari AS bereaksi setelah mengalahkan pemain Swiss Viktorija Golubic dalam pertan­ding­an tenis putaran pertama tunggal putri di Lapang­an Suzanne-Lenglen di Stadion Roland-Garros pada Olimpiade Paris 2024, di Paris, Prancis, beberapa waktu lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

TORONTO - Jessica Pegula mengalahkan Amanda Anisimova 6-3, 2-6, 6-1 dalam final sesama petenis Amerika Serikat, Selasa (13/8). Hasil itu membuat Pegula memenangkan turnamen WTA Toronto Masters. Ini juara berturut-turut pertama ajang tersebut sejak tahun 2000.

Petenis peringkat keenam dunia itu meraih gelar WTA keenam dalam karirnya dan gelar kedua tahun ini setelah Berlin bulan Juni lalu. Dia menjadi pemenang berturut-turut pertama di Kanada sejak Martina Hingis pada 1999-2000. "Gila. Saya tidak percaya. Saya sangat emosional memikirkan ini. Saya sangat senang bisa meraih gelar di sini. Ini luar biasa. Saya merasa dibanjiri dengan emosi," ujar Pegula.

Pegula senang telah memenangkan gelar kedua di ajang tersebut di Montreal dan Toronto, yang dekat dengan kota asalnya Buffalo, New York. Kakek-neneknya, satu dari Toronto. Lainnya dari Montreal, hadir di antara penonton. Pegula memperbaiki rekor karirnya melawan Anisimova menjadi 3-0, meraih kemenangan kedua tahun ini setelah April lalu di Charleston. Pegula mematahkan servis Anisimova untuk memulai pertandingan dan untuk merebut set pertama setelah 27 menit saat Anisimova melakukan double fault.

Di set kedua, Anisimova mematahkan servis Pegula dan memimpin 2-1. Sedangkan Pegula melakukan double fault yang memberikan Anisimova keunggulan 5-2 menuju set ketiga. Pegula mematahkan servis lawan untuk memimpin 2-0. Anisimova, yang hanya memenangkan tiga poin dalam empat game pertama set final, mengirimkan forehand terlalu panjang untuk kalah saat servis Pegula setelah 87 menit.

Pegula tahu semua orang membicarakan rekornya. Dia sangat senang bisa melewati pekan ini dan benar-benar memperoleh kehormatan. Berada di peringkat 132 dunia, Anisimova menjadi finalis dengan peringkat terendah di turnamen yang berlangsung di Kanada itu dalam 40 tahun terakhir.

Anisimova mengalahkan empat lawan peringkat 20 besar pekan ini untuk mencapai final WTA keempat dalam karirnya. Tapi dia gagal meraih gelar ketiga setelah Bogota pada 2019 dan Melbourne pada 2022. Sementara itu, Alexei Popyrin memanfaatkan kerapuhan mental Andrey Rublev, sehingga petenis Australia tersebut meraih gelar terbesar dalam karirnya di ATP Montreal Masters, Selasa.

Peringkat dunia ke-62 Popyrin mengalahkan Rublev yang berada di peringkat keenam dengan skor 6-2, 6-4 dalam waktu 90 menit. Hasil itu menggagalkan Rublev untuk meraih gelar Masters kedua musim ini setelah menjadi juara di Madrid. Popyrin adalah petenis Australia pertama yang memenangkan gelar Masters 1000 sejak Lleyton Hewitt pada 2003 di Indian Wells.

Satu-satunya petenis Australia lainnya yang mencapai final di Kanada adalah Patrick Rafter pada 2001, yang kalah dari Andrei Pavel asal Romania. Popyrin, yang baru berusia 25 tahun, adalah petenis keempat dari negaranya yang menang di level ini, setelah Rafter (1998 Toronto, 1998 Cincinnati), Mark Philippoussis (1999 Indian Wells), dan Hewitt (2002-2003 Indian Wells).

"Ini berarti sangat banyak, berarti segalanya. Semua kerja keras yang kami lakukan selama beberapa tahun terakhir telah membuahkan hasil," ujar Popyrin yang mengalahkan lima lawan peringkat 20 besar dalam perjalanannya menuju gelar. ben/AFP/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top