Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Jokowi Tegaskan ke Jajaran Kabinet untuk Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta para jajarannya kabinet untuk mengantisipasi kemungkinan gelombang ketiga Covid-19 di tanah air, meskipun angka penularan virus ini terus mengalami penurunan.

"Sesuai arahan Presiden, kami di kabinet juga sudah diminta mengantisipasi kemungkinan terjadi gelombang baru ke depan," ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, Senin, 20 September 2021.

Jokowi menyebut kunci menahan gelombang ketiga Covid-19 adalah mengendalikan jumlah kasus pada masa strolling (ketika kasus sedang rendah).

Hal itu berdasarkan salah satu studi di scientific report berjudul "Multiwave pandemic dynamics explained: how to tame the next wave of infectious diseases".

Dalam studi tersebut, jumlah kasus disarankan ditahan pada tingkat 10 kasus per juta penduduk per hari atau dalam kasus Indonesia di sekitar 2.700 atau 3.000-an kasus.

"Saya yakin kita bisa mengendalikan kasus pada angka tersebut dan kuncinya adalah 3T, 3M, serta Penggunaan Peduli Lindungi," ujar Luhut.

Lebih lanjut, Luhut menegaskan pemerintah telah melakukan sejumlah persiapan untuk mengantisipasi terjadinya gelombang ketiga Covid-19.

"Kami sudah melakukan sejumlah persiapan sejak ada terpaan varian Delta pada pertengahan Juli lalu," jelasnya.

Salah satunya untuk mengantisipasi masuknya varian baru Covid-19, pemerintah akan membatasi pintu masuk perjalanan internasional ke Indonesia dan memperketat proses karantina bagi warga negara asing maupun Indonesia yang datang dari luar negeri.

Khusus untuk pintu masuk udara, hanya dibuka di Jakarta dan Manado. Untuk laut di Batam dan Tanjung Pinang, sedangkan untuk jalur darat dibuka di Aruk, Entikong, Nunukan dan Motaain

"Proses karantina juga dijalankan dengan ketat tanpa terkecuali dengan waktu karantina 8 hari dan melakukan PCR sebanyak 3 kali," paparnya.

Luhut menjelaskan angka reproduksi efektif Indonesia untuk pertama kalinya berada di bawah 1, yakni sebesar 0,98. Artinya, setiap 1 kasus Covid-19 secara rata-rata menularkan ke 0,98 orang.

"Angka ini juga dapat diartikan pandemi Covid-19 di Indonesia telah terkendali," ujarnya

Selain itu, Luhut juga menyampaikan capaian kasus harian juga menunjukkan tren penurunan dan terus membaik.

Luhut menyampaikan saat ini angka positivity rate berada di 2 persen atau di bawah standar WHO sebesar 5 persen. Selain itu jumlah tracing dari hari ke hari juga diklaim terus meningkat.

"Lagi-lagi ini mengindikasikan penanganan pandemi yang sudah berjalan baik dan sesuai acuan," katanya.

Saat ini proporsi kabupaten kota di Jawa Bali dengan tingkat tracing di bawah 5 hanya sebesar 36 persen dari total.

Luhut menegaskan Kabupaten/Kota masih perlu dikejar untuk mencapai target 70 persen dosis 1 dan terutama 60 persen dosis 1 Lansia. Kami akan bekerja dengan keras untuk mencapai target tersebut.

Sebelumnya, epidemiologi dari Griffith University, Dicky Budiman memperingatkan ancaman penularan virus corona gelombang ketiga di Indonesia.

Salah satunya penyebabnya adalah penyebaran Covid-19 varian Mu atau B.1.621 yang sudah berada di beberapa negara Eropa serta varian Delta belum sepenuhnya berhasil dikendalikan.

"Indonesia menghadapi ancaman gelombang ketiga. Bukan hanya karena varian baru (varian Mu), tetapi juga penularan varian Delta belum selesai," kata Budiman kepada wartawan.

Budiman menambahkan bahwa varian Mu bisa menurunkan efikasi vaksin dan diprediksi bisa menginfeksi orang yang pernah positif varian Alfa dan Delta.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Aris N

Komentar

Komentar
()

Top