Jokowi: Perang Makin Perdalam Krisis Ekonomi Global
Russia, pada Februari 2022, menyatakan memulai operasi militer khusus ke Ukraina, yang menimbulkan ketegangan geopolitik global hingga saat ini. Saat itu, kata Presiden, perekonomian dunia belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemi.
Padahal, efek rambatan pembatasan mobilitas manusia dan barang akibat pandemi menyebabkan kelangkaan energi, pangan, dan kontainer yang berpotensi mengerek inflasi. "Ini (perang-red) akan memperdalam krisis perekonomian dunia dan meningkatkan ketegangan politik dunia," kata Presiden.
Konflik tersebut telah menyebabkan kenaikan harga minyak, gas, bahan baku pupuk hingga gandum. "Permasalahan-permasalahan tersebut menjadi tantangan bagi banyak negara, termasuk Indonesia. Tantangan-tantangan ini harus kita sikapi dengan sangat hati-hati," kata Jokowi.
Kepala Negara pun menyerukan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha untuk menerapkan kebijakan yang tepat guna mengakselerasi pemulihan ekonomi. Salah satu bentuk kolaborasi itu adalah penciptaan banyak investasi yang menjadi sumber lapangan kerja dan mobilisasi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkeadilan.
"Dibutuhkan kebijakan yang cepat dan tepat serta implementasi yang efektif. Masyarakat tidak boleh menjadi korban dari ketidakpastian global ini," kata Presiden.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya