Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Tingkatkan Daya Beli

Joko Widodo Perintahkan Kendalikan Inflasi dan Dorong Investasi 2023

Foto : BMPI SETPRES

BERIKAN ARAHAN I Presiden Joko Widodo memberikan arahan saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Selasa (6/12).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Presiden Joko Widodo memerintahkan para bawahannya untuk melakukan pengendalian inflasi sekaligus mendorong investasi pada 2023.

"Belanja yang berkaitan dengan inflasi. Saya minta kepada Mendagri untuk terus menyampaikan kepada kepala daerah dalam pengendalian inflasi," kata Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, pada Selasa (6/12).

Presiden Joko Widodo menyampaikan hal tersebut dalam pengantar Sidang Paripurna dengan agenda (1) Perkiraan kondisi perekonomian tahun 2023, (2) Evaluasi penanganan Covid-19, dan (3) Antisipasi krisis pangan dan energi yang dihadiri Wakil Presiden Ma'ruf Amin, para menteri kabinet Indonesia Maju dan sejumlah kepala lembaga tinggi negara.

"Ini sudah dilakukan, tapi ada beberapa daerah yang belum memberikan peringatan dan ini kelihatan sekali inflasi dari tiga bulan yang lalu 5,9 (persen). Kemarin turun ke 5,7 (persen), kemarin turun ke 5,4 (persen). Ini artinya daerah sudah melakukan, tetapi bisa masih diberikan peringatan lagi agar semua melakukan, dan saya lihat nanti akan turun dan turun lagi." ungkap Presiden.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi pada November 2022 tercatat 5,42 persen (year on year) atau lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang mencapai 5,71 persen (year on year).

Presiden Jokowi juga meminta adanya pencarian pasar baru target investasi. "Karena kunci pertumbuhan ekonomi di 2023 selain tadi belanja yang menyangkut konsumsi, kemudian pengendalian inflasi, peningkatan investasi ini harus tidak bisa ditawar-tawar lagi karena ini sangat mempengaruhi growth (pertumbuhan) kita," tambah Presiden.

Artinya, Presiden Jokowi menyebut hilirasasi industri harus terus secara konsisten dilakukan.

Langkah Jangka Pendek

Dewan Penasihat Institut Agroekologi Indonesia (Inagri), Ahmad Yakub, mengatakan masalah inflasi tidak cukup hanya dihadapi dengan langkah-langkah jangka pendek.

Inflasi pangan misalnya, tidak bisa hanya dihadapi dengan siap impor, namun mesti dengan logika food safety semenjak dari hulu produksi, yaitu memastikan produk pangan misalnya sayuran diolah dengan sistem agroekologi, ramah lingkungan, dan dengan hasil yang berkelanjutan, didukung regulasi dengan mendorong diversifikasi agroekosistem dan penggunaan teknologi organik. "Pengendalian inflasi pakai logika produksi yakni meningkatkan daya beli masyarakat secara produktif," jelas Yakub.

Ada dua cara untuk meningkatkan daya beli masyarakat yakni pertama meningkatkan value added melalui pengelolaan barang mentah menjadi setengah jadi dan seterusnya. Kedua secara lebih luas pemerintah mendorong investasi dan hilirisasi sehingga menimbulkan kebutuhan tenaga kerja dan membuka pasar baru serta meningkatkan pendapatan dari pengolahan hasil produksi.


Redaktur : Redaktur Pelaksana
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top