Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PM Baru Inggris

Johnson Segera Tuntaskan Soal Brexit

Foto : STEFAN ROUSSEAU/AFP

UCAPKAN SELAMAT - Boris Johnson (tengah) mendapatkan ucapan selamat dari pesaingnya, Jeremy Hunt (kiri), di London, Selasa (23/7). Boris Johnson terpilih menjadi ketua Partai Konservatif yang sekaligus menjadi Perdana Menteri (PM) mendatang menggantikan Theresa May yang mengundurkan diri karena tekanan masalah Brexit.

A   A   A   Pengaturan Font

LONDON - Boris Johnson berhasil memenangkan persaingan menjadi perdana menteri Inggris pada Selasa (23/7). Lewat pemilihan anggota Partai Konservatif yang berkuasa, mantan Wali Kota London itu dengan mudah mengalahkan saingan utama, Menteri Luar Negeri, Jeremy Hunt.

Johnson, yang akan mulai bertugas menggantikan Theresa May pada Rabu (24/7), langsung dihadapkan pada perselisihan Brexit dengan Uni Eropa (UE) dan parlemen, serta kebuntuan diplomatik akibat ketegangan dengan Iran. Sebelumnya, May secara resmi mengajukan pengunduran diri sebagai perdana menteri pada Ratu Elizabeth II.

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menjadi pemimpin pertama yang memberikan ucapan selamat pada Johnson. "Dia akan hebat!" ujar Trump.

Johnson, yang dikenal dengan selera humor, mengambil alih kendali Inggris dalam masa pergolakan politik yang luar biasa keras. Tiga tahun setelah pemungutan suara meninggalkan UE, Inggris masih menjadi anggota dengan perdebatan di parlemen tentang bagaimana menjalankan Brexit.

Pada 2016, Johnson memimpin kampanye tentang Brexit dan setelah May dua kali menunda Brexit, dia menegaskan tenggat waktu pelaksanaan harus ditepati, dengan atau tanpa perjanjian dengan Uni Eropa. "Kami akan menyelesaikan Brexit pada 31 Oktober," katanya setelah memenangkan 66 persen suara dari hampir 160.000 pemilih.

Sementara itu, Uni Eropa menyatakan tidak akan menegosiasikan kembali kesepakatan yang dibuat dengan May soal proses pemisahan Inggris. Ketua juru runding Uni Eropa, Michel Barnier, melalui Twitter menyatakan ingin bekerja sama dengan Johnson. "Untuk memfasilitasi ratifikasi perjanjian penarikan dan mencapai #Brexit yang tertib," tulisnya.

Meskipun parlemen menentang kesepakatan May, Johnson menghadapi penolakan dari anggota parlemen, termasuk dari sesama anggota Partai Konservatif, terkait pernyataannya untuk keluar tanpa kesepakatan. Beberapa menteri May mengatakan tak ingin bantu Johnson, karena menganggap pemutusan hubungan dengan mitra dagang tanpa pengaturan baru adalah tindakan tidak bertanggung jawab.

Namun, Johnson tetap optimisis akan menemukan jalan keluar dari kendala itu. "Seperti beberapa raksasa yang tertidur, kita akan bangkit dan menyingkirkan tali keraguan dan sikap negatif orang itu," katanya.

Bentuk Kabinet

Johnson berjanji untuk langsung mulai bekerja. Dia berencana akan mengumumkan tim kabinet dalam beberapa hari mendatang. Namun sistem parlemen Inggris, Westminster, menjadi tantangan awal karena secara otomatis dapat menghentikan Johnson sebagai perdana menteri.

Pemerintahan May menjadi mayoritas di House of Commons yang memiliki 650 kursi, melalui aliansi Partai Konservatif dengan Partai Unionis Demokratik Irlandia Utara (DUP). Pihak oposisi utama, Partai Buruh diperkirakan tidak akan memaksakan mosi kepercayaan dalam pekan ini.

Sementara itu, sebuah analisis mengemukakan terpilihnya Johnson berpeluang menyebabkan kurs poundsterling akan sama dengan 1 dollar AS. Ini terjadi karena inflasi meningkat akibat Inggris keluar dari UE. Ant/AFP/SB/AR-2

Penulis : Antara, AFP, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top