Jerman Gabung dengan Komando PBB di Korsel
Gabung UNC l Menteri Pertahanan Boris Pistorius (kanan) menyerahkan bendera nasional Jerman kepada UNC di Kamp Humphreys, markas militer Amerika Serikat di Pyeongtaek, Korsel, pada Jumat (2/8). Saat ini Jerman jadi negara ke-18 yang gabung dalam UNC di Korsel.
Untuk mengawasi gencatan senjata di perbatasan, Jerman bergabung dengan Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa di Korea Selatan.
PYEONGTAEK - Jerman pada Jumat (2/8) bergabung dengan Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNC) yang dipimpin Amerika Serikat (AS) di Korea Selatan (Korsel). Langkah Jerman itu menjadinya negara ke-18 dalam kelompok yang membantu mengawasi dan menjaga ketat perbatasan Korsel dengan Korea Utara (Korut) dan telah berkomitmen untuk membela Korsel jika terjadi perang.
Langkah ini merupakan bukti keyakinan kuat Berlin bahwa keamanan Eropa terkait erat dengan keamanan di kawasan Indo-Pasifik, kata Menteri Pertahanan Boris Pistorius dalam sebuah upacara di markas besar militer AS di Pyeongtaek di selatan Seoul.
"Saya yakin bahwa terutama di saat-saat seperti ini, ketika dunia sedang dilanda krisis dan perang, kita perlu menunjukkan persatuan, kita perlu berdiri teguh melawan mereka yang ingin merusak perdamaian dan stabilitas, melawan mereka yang menyerang tatanan bersama kita," ucap Menhan Pistorius.
Ini adalah langkah terbaru AS dan mitra-mitranya untuk memperluas aliansi dan kemitraan, termasuk yang menjangkau seluruh dunia, dan mencoba mengubah komando yang telah berusia 74 tahun itu menjadi sumber keamanan regional yang lebih luas.
Anggota UNC saat ini diantaranya Australia, Inggris, Turki, dan AS, mengirimkan pasukan atau menyumbangkan dukungan medis selama Perang Korea tahun 1950-53. Didirikan pada tahun 1950, UNC diberi mandat untuk memulihkan perdamaian dan menegakkan gencatan senjata sekaligus berfungsi sebagai saluran komunikasi dengan Korea Utara. Kelompok ini dipimpin oleh komandan militer AS yang ditempatkan di Korsel dan tidak berafiliasi dengan PBB.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya