Jepang Prihatin Kehadiran Tentara Korut di Kursk
Menlu Jepang, Takeshi Iwaya
Foto: AFP/ TOSHIFUMI KITAMURAKYIV – Menteri luar negeri Jepang pada Sabtu (16/11) memperingatkan bahwa masuknya pasukan Korea Utara (Korut) ke konflik Ukraina akan menimbulkan dampak yang sangat signifikan terhadap keamanan Asia timur.
Hal itu diutarakan Menteri Luar Negeri Takeshi Iwaya saat berada di Ukraina setelah beberapa pekan menerima laporan bahwa Pyongyang telah mengirim ribuan tentara ke Russia, sementara Barat dan Ukraina mengatakan tentara Korut sudah beroperasi di wilayah perbatasan Kursk Russia.
Jepang telah bergabung dengan Korea Selatan (Korsel) dalam mengutuk Korut karena mendukung Moskwa.
“Hal ini tidak hanya akan memperparah situasi di Ukraina, tetapi juga memiliki implikasi yang sangat signifikan terhadap situasi keamanan di Asia timur,” kata Menlu Iwaya. “Kami sangat prihatin dengan perkembangan ini dan mengutuk keras,” imbuh dia.
Saat di Ukraina, Menlu Iwaya menyempatkan diri mengunjungi Bucha, sebuah kota di luar Kyiv tempat pasukan Russia diyakini telah melakukan kekejaman serius terhadap warga sipil selama pendudukan singkat di awal perang.
Ia mengatakan bahwa sikap negaranya tetap tidak berubah yaitu Jepang akan berdiri berdampingan dengan Ukraina.
Menlu Iwaya juga mengatakan bahwa ia telah sepakat dengan mitranya dari Ukraina, Andrii Sybiha, agar Tokyo dan Kyiv mengadakan dialog kebijakan keamanan tingkat tinggi bilateral, termasuk penguatan kerja sama bilateral dalam pembagian informasi intelijen mengenai keamanan.
Sekretariat Trilateral
Sementara itu para pemimpin Korsel, Amerika Serikat (AS), dan Jepang, pada Jumat (15/11) lalu mengumumkan pembentukan sekretariat untuk kerja sama trilateral serta mengecam keras keputusan Korut dan Russia yang meningkatkan perang Moskwa secara berbahaya di Ukraina, saat mereka bertemu di sela-sela pertemuan multilateral di Peru.
Presiden Korsel, Yoon Suk-yeol, Presiden AS, Joe Biden, dan Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, mengeluarkan pernyataan bersama itu setelah mereka menggelar pertemuan trilateral di Lima, Peru di sela-sela gelaran KTT Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC).
Mereka menyatakan bahwa sekretariat baru itu nantinya akan menjadi wadah untuk memastikan tugas yang dilakukan bersama dapat selaras dengan tujuan dan implementasi untuk menjadikan Indo-Pasifik sebagai kawasan yang berkembang, terhubung, tangguh, stabil, dan aman.
Presiden Yoon menekankan pembentukan sekretariat trilateral itu untuk mengkoordinasikan dan mengimplementasikan komitmen bersama sebagai langkah penting untuk memperdalam kerja sama.
Sedangkan PM Ishiba menggemakan pentingnya kolaborasi trilateral dalam mengatasi tantangan regional, terutama ancaman yang ditimbulkan oleh Korut. AFP/KBS/I-1
Berita Trending
- 1 Ini Gagasan dari 4 Paslon Pilkada Jabar untuk Memperkuat Toleransi Beragama
- 2 Irwan Hidayat : Sumpah Dokter Jadi Inspirasi Kembangkan Sido Muncul
- 3 Trump Menang, Penanganan Krisis Iklim Tetap Lanjut
- 4 Jerman Percaya Diri Atasi Bosnia-Herzegovina
- 5 Disbun Kaltim Fasilitasi Alih Fungsi Lahan Tambang Menjadi Perkebunan
Berita Terkini
- Transplantasi “Stem Cell” Dapat Pulihkan Penglihatan
- Peluncuran MILO Kartu Petir
- Program Umrah Khadimatul Masjid (Marbot) Berikan Kesempatan Ibadah Umrah bagi Khadimatul Masjid dari Enam Provinsi
- Gagal Ujian, Mahasiswa Lancarkan Penusukan Massal dan Tewaskan Delapan Orang
- Lima Pelajar Banyuwangi Sabet Medali di Ajang Olimpiade Sains dan Matematika Asia