Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sektor Perikanan I |KKP Desak Jepang Pangkas Bea Impor Perikanan RI Hingga 0%

Jepang Diminta Tambah Investasi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Investasi perikanan dari Jepang akan diarahkan ke tiga sektor meliputi logistik, trading (perdagangan) dan processing (pengolahan).

JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meminta pelaku usaha sektor perikanan Jepang meningkatkan investasinya di Indonesia. Saat ini, investasi perikanan Jepang masih berada di urutan ketiga, kalah dibanding Singapura dan Hongkong.

Sementara perkembangan industri perikanan Jepang sudah cukup jauh. Selama ini, RI banyak belajar dari cara Jepang mengembangkan industri perikanananya.

Di sisi lain KKP juga mendesak pemerintah Jepang untuk segera menurunkan bea masuk produk perikanan RI menjadi 0 persen dari 7 persen. Pasalnya, jika Jepang jadi menambah investasinya di RI tentu akan menyandera ekspor perusahaan Jepang ke Negeri Sakura. Ekpornya bakal kalah bersaing dengan produk dari negara pesaing lainnya.

Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Rifky Efendi Hardijanto menyampaikan investor perikanan Jepang diarahkan untuk berinvestasi di tiga sektor yakni logistik, trading (perdagangan) dan processing (pengolahan). Investasi Jepang diharapkan membuat pertumbuhan industri perikanan nasional semakin merata.

"Selama ini ekspor RI ke Jepang lebih banyak dari wilayah selatan, Jakarta, surabaya, dan Bali. Kita berharap smakin banyak lagi dari timur. Awalnya dari wilayah Sulawesi Selatan dan Bitung," ungkapnya saat menerima rombongan pelaku usaha perikanan Jepang di Jakarta, Selasa (29/1).

Pertemuan ini difasilitasi oleh Japan External Trade Organization (Jetro) yang merupakan organisasi perdagangan eksternal Jepang. Organisasi bekerja untuk mempromosikan perdagangan dan investasi antara Jepang dan negara-negara lain di seluruh dunia.

Disebutkan Rifky, penanaman modal asing (PMA) di sektor kelautan dan perikanan RI pada periode 2015-2018 mencapai 5.225,7 milliar rupiah, mayoritasnya dari negara-negara Asia. Investor terbesar dari Singapura dan kedua dari Hongkong. Adapun Jepang berada pada urutan ketiga dengan nilai investasi 591,1 milliar rupiah atau baru 11 persen dari total PMA.

Investasi Jepang umumnya di sektor pengolahan yang mencapai 70,63 persen dari total investasinya kemudian diikuti sektor budidaya sebesar 28, 57 persen dan sisanya pada sektor perdagangan. "Kita targetkan bisa meningkat menjadi 1 triliun rupiah pada tahun ini," ungkap Rifky.

Turunkan Tarif

Sekretaris Jenderal KKP, Nilanto Perbowo lebih khusus menyoroti perbedaan pengenaan bea masuk antara produk perikanan RI dengan beberapa negara lainnya oleh pemerintah Jepang. Untuk Thailand dan Vietnam diberikan fasilitas bea masuk untuk produk perikanannya, sementara untuk RI tidak diberikan. Keluhan ini sudah beberapa kali disampaikan oleh pemerintah RI ke pemerintah Jepang dalam berbagai forum, namun hingga kini belum ada perubahan kebijakan dari Jepang.

Kondisi ini tentunya mempengaruhi daya saing produk perikanan RI di Jepang karena tidak bisa bersaing dengan produk asal Thailand dan Vietnam. "Karena di sini ada ikannya, beda dengan Vietnam, mereka tidak punya ikan mereka harus mencarinya ke Samudra Hindia,"tegas Nilanto.

Saat ini, Jepang menjadi perhatian Indonesia karena negara tersebut merupakan pengimpor hasil laut terbesar di dunia dengan nilai sekitar 10 miliar dollar AS pada 2016. Sementara ekspor produk perikanan RI ke Jepang masih jauh dibanding ke Amerika Serikat (AS). ers/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top