Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hubungan Bilateral

Jepang dan Filipina Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Militer

Foto : AFP/Kimimasa MAYAMA

Pertemuan Marcos Jr-Kishida l PM Jepang, Fumio Kishida, berjabat tangan dengan Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr, saat keduanya bertemu di kediaman resmi PM Jepang di Tokyo, Kamis (9/2). Pada pertemuan Kishida - Marcos Jr itu kedua negara menyepakati untuk meningkatkan kerja sama militer.

A   A   A   Pengaturan Font

TOKYO - Pemimpin Jepang dan Filipina pada Kamis (8/2) menandatangani perjanjian pertahanan untuk meningkatkan kerja sama militer antara kedua negara kepulauan itu. Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr, bertemu dengan Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, di Tokyo, selama kunjungannya ke negara itu. Keduanya sepakat ingin mengekang pengaruh geopolitik Tiongkok yang terus meningkat di wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara.

Kerja sama pertahanan itu antara lain mencakup latihan militer gabungan dalam tanggap bencana alam dan bencana kemanusiaan di Filipina. Kesepakatan itu dilihat sebagai langkah pertama menuju kerja sama pertahanan yang lebih luas lagi.

"Setelah pertemuan, saya dapat dengan yakin mengatakan bahwa kemitraan strategis kami lebih kuat dari sebelumnya, saat kami bersama-sama menghadapi kesulitan yang melanda wilayah kami," kata Presiden Marcos Jr pada konferensi pers bersama. "Masa depan hubungan kami tetap menjanjikan, karena kami terus memperdalam dan memperluas keterlibatan kami di berbagai kerja sama yang saling menguntungkan," imbuh dia.

Kunjungan Presiden Marcos Jr ke Tokyo dilakukan tidak lama setelah Filipina setuju untuk memperluas akses Amerika Serikat (AS) ke pangkalan militernya, menyusul pertemuan dengan Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin.

PM Kishida mengatakan, kesepakatan pada Kamis akan diikuti oleh pembicaraan lebih lanjut untuk memperkuat hubungan pertahanan dan memungkinkan transfer peralatan dan teknologi dari Jepang ke Filipina, termasuk sistem radar pengawasan udara.

PM Kishida pun menambahkan bahwa kerja sama trilateral dengan AS juga akan diperkuat.

Poros Pertahanan

Pemerintah di Tokyo pada Desember lalu memutuskan perubahan doktrin pertahanannya untuk keluar dari prinsip angkatan bersejata yang hanya bertahan, yang dianutnya sejak kekalahan dalam Perang Dunia II. Jepang sekarang juga bermaksud mengembangkan kemampuan untuk melakukan serangan balasan, dan berencana untuk melipatgandakan anggaran militernya dalam lima tahun.

Jepang juga ingin mendukung negara-negara lebih miskin di kawasan tersebut dengan bantuan pembangunan poros pertahanan yang berfokus pada keamanan maritim dalam upaya melawan pengaruh regional Tiongkok.

PM Kishida dan Presiden Marcos Jr dalam pernyataan bersama mereka menyebutkan keprihatinan serius mereka tentang situasi di Laut Timur dan (dominasi) Tiongkok dan sangat menentang tindakan pemaksaan yang dapat meningkatkan ketegangan.

Ketegangan antara Beijing dan Manila belakangan meningkat karena makin intensifnya kehadiran militer Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan, di mana Tiongkok membuat klaim yang diperebutkan oleh negara-negara lainnya di kawasan. Angkatan laut dan penjaga pantai Tiongkok juga sering dituduh melanggar batas perairan yang diklaim oleh Filipina.

Presiden Marcos Jr, putra mantan diktator Filipina, Ferdinand Marcos, mengambil alih kekuasaan pada Juni lalu setelah memenangkan pemilihan presiden dan ingin mengubah haluan politik luar negeri, setelah pendahulunya Rodrigo Duterte membawa Filipina menjauh dari Barat dan mendekat ke Tiongkok. DW/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top