Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Jepang Alami Rekor Lonjakan Kebangkrutan Perusahaan

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

TOKYO - Jumlah kebangkrutan perusahaan di Jepang mengalami peningkatan tahun ke tahun sebesar 6,9 persen menjadi 3.141 selama April-September, peningkatan pertama dalam tiga tahun. Informasi itu dilaporkan Kyodo News edisi Minggu (23/10), mengutip survei oleh Tokyo Shoko Research.

"Lonjakan tersebut berasal dari tantangan yang dihadapi bisnis Jepang dalam membayar kembali bantuan keuangan pemerintah yang mereka terima sebagai tanggapan terhadap pandemi," kata perusahaan riset kredit.

Para analis menambahkan bahwa kasus kepailitan terus meningkat sejak Agustus karena tingginya harga bahan baku yang dipicu oleh penurunan yen terhadap dolar AS dan mata uang utama lainnya.

"Pada September saja, jumlah kebangkrutan di Jepang naik 18,6 persen dari tahun sebelumnya menjadi 599," survei menunjukkan.

Total kewajiban yang ditinggalkan oleh perusahaan yang bangkrut melonjak tiga kali lipat menjadi 1,74 triliun yen (11,70 miliar dollar AS) selama periode enam bulan. Kontributor signifikan untuk angka ini adalah Marelli Holdings, produsen suku cadang mobil terkemuka, yang mengajukan perlindungan kebangkrutan pengadilan pada bulan Juni di bawah undang-undang rehabilitasi sipil Jepang.

Sektor transportasi mencatat 162 kasus kebangkrutan, naik 42,1 persen dan kenaikan pertama dalam tiga tahun. Lonjakan tersebut disebabkan oleh melonjaknya harga bahan bakar minyak. Sementara itu, sektor real estat mencatat 104 kasus, turun 5,4 persen, menandai angka terendah dalam 30 tahun.

Sektor jasa mengalami total 215 kebangkrutan, tertinggi di antara berbagai industri dan naik selama delapan bulan berturut-turut, sementara pertumbuhan tercepat dalam jumlah kasus tercatat dalam konstruksi, yang naik 29,8 persen dari tahun sebelumnya.

Rincian regional menunjukkan bahwa 29 prefektur, termasuk Hokkaido dan Kyoto, mengalami peningkatan jumlah kebangkrutan, sementara 16, termasuk Osaka dan Hiroshima, mencatat penurunan. Hanya dua prefektur yaitu Shizuoka dan Nagasaki, yang mencatat angka datar. RT/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top