Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Jelang Pertemuan Xi-Jokowi, Wang Yi Peringatkan AS: Laut Tiongkok Selatan Bukan "Taman Safari" untuk Negara Asing

Foto : Sputnik

Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi.

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Beijing secara konsisten mengkritik Angkatan Laut AS dan negara Barat lain yang melakukan latihan kebebasan navigasi (FONOPS) di perairan dekat Tiongkok, termasuk Laut Tiongkok Selatan.

Menteri Luar Negeri Wang Yi mendesak negara-negara ASEAN untuk menolak intervensi asing di LTS. Ia mengatakan LTS bukanlah "taman safari" bagi negara-negara di luar kawasan, media pemerintah Tiongkok melaporkan seperti dikutip Sputnik, Senin (25/7).

Wang mengeluarkan pernyataan itu pada simposium daring untuk menandai Hari Jadi ke-20 penandatanganan Declaration of Conduct (DOC) Para Pihak di Laut Tiongkok Selatan, dokumen pertama yang menyerukan resolusi atas sengketa LTS pada level regional.

Wang mengatakan negara-negara di kawasan adalah para ahli yang sesungguhnya dalam menangani sengketa di LTS: "dalam proses implementasi DOC, kita selalu mengikuti tradisi Asia saling menghormati dan menjaga janji, menghindari pola pikir 'zero-sum' yang memanifestasikan nilai besar dan semangat deklarasi."

Wang mengatakan "kekuatan-kekuatan ekstrateritorial" secara sengaja memprovokasi konflik di kawasan untuk tujuan mempertahankan "hegemoni" mereka. Wang menyarankan pemerintah negara-negara luar kawasan seharusnya hanya disambut jika mereka bermaksud mempromosikan "perdamaian dan kerjasama".

Pernyataannya muncul menjelang pertemuan penting antara Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Indonesia Joko Widodo minggu ini. Indonesia adalah markasnya ASEAN dan ekonomi paling berpengaruh di kawasan.

AS dan sekutunya di Asia Pasifik termasuk Jepang dan Australia, telah menuduh Beijing membuat "klaim illegal" di Laut Tiongkok Selatan dan Laut Tiongkok Timur dimana Beijing terlibat dalam sengketa maritime dengan beberapa tetangganya: Jepang, Vietnam, dan Filipina.

Dalam pidatonya dalam Dialog Sangri-la di Singapura bulan lalu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan, alarm meningkat dalam konfrontasi dan pencegatan di wilayah udara oleh pesawat dan kapal Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Tiongkok.

Tuduhan Austin tersebut diucapkan lagi oleh Ketua Kepala Staf Militer AS Mark Milley yang baru-baru ini berkunjung ke kawasan Asia Pasifik.

Dalam kunjungannya ke Indonesia, Milley menuduh Beijing telah berperilaku makin agresif tidak hanya di Laut Tiongkok Selatan dan Timur, tapi juga di seluruh kawasan Asia Pasifik.

Temuan Global Posture Review (GPR) yang diperintahkan pemerintahan Biden tahun lalu, menandai Indo-Pasifik sebagai kawasan prioritas bagi Washington ke depan, dan menyadari adanya ancaman yang datang dari Beijing.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top