Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Infrastruktur Jalan | Pekerjaan Perbaikan di Semua Ruas Jalan Dipercepat

Jateng Siapkan Jalur Alternatif

Foto : KORAN JAKARTA/HENRI PELUPESSY

MENGECEK KESIAPAN | Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo (depan) mengecek kesiapan jalur alternatif Semarang- Magelang lewat Kopeng, Salatiga, Sabtu (18/5). Menggunakan sepeda motor, Ganjar berkeliling untuk melihat kondisi jalur alternatif yang memang disiapkan bagi para pemudik.

A   A   A   Pengaturan Font

SEMARANG - Sejumlah jalur alternatif di Jawa Tengah (Jateng) untuk para pemudik Lebaran sudah disiapkan dengan baik. Guna memudahkan pemudik, Dinas Perhubungan Provinsi Jateng berkoordinasi dengan penyelenggara jalan tol untuk menambah rambu-rambu jalan. Rambu-rambu yang biasanya hanya bertulis umum, akan ditambahi informasi jalur alternatif yang dapat dilalui.

"Misalnya di exit tol Pemalang, di bawahnya dituliskan Randudongkal, Belik, Purbalingga, Purwokerto. Jadi pemudik yang hendak menuju arah Purwokerto memiliki pilihan untuk menghindari titik-titik kemacetan," kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jateng, Satriyo Hidayat, di Semarang, Jateng, Minggu (19/5).

Untuk melihat kondisi jalur aternatif tersebut, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo pada Sabtu (19/5) menyempatkan waktu mengecek jalur alternatif Semarang-Magelang lewat Kopeng, Salatiga. Menggunakan sepeda motor, Ganjar melihat kondisi jalur alternatif yang memang disiapkan bagi para pemudik itu.

Ganjar dan rombongan berangkat dari kediaman di Puri Gedeh melewati Semarang- Kabupaten Semarang, Salatiga- Kopeng hingga tembus Kabupaten Magelang . "Jalur alternatif tadi lumayan bagus, meskipun memang masih ada perbaikan kecil di sejumlah titik, namun yang jelas jalur ini sudah siap dilalui pemudik," kata Ganjar.

Di jalur alternatif itu, sejumlah rambu sudah dipasang. Selain itu, tambah Ganjar, penerangan cukup memadai dan pemasangan mata kucing dilakukan di jalur-jalur darurat. Semoga bisa dimanfaatkan oleh pemudik untuk menjadi alternatif jika terjadi kemacetan di jalur utama.

Semua jalur alternatif di Jateng sudah siap untuk dilewati pemudik. Pihaknya sudah memerintahkan bupati/wali kota yang ada jalur alternatifnya untuk melakukan percepatan. "Apabila ada lobang-lobang kecil, saya perintahkan ditambal dulu. Kalau ada jalan yang melintas di daerah darurat dan membutuhkan penerangan, saya perintahkan dipasang penerangan portable," ujar Ganjar.

Antisipasi Kemcetan

Ganjar telah memerintahkan semua rekanan untuk menghentikan semua pekerjaan perbaikan jalan pada H-10. Sebelum H-10, diminta dilakukan percepatan-percepatan. Tak hanya jalur alternatif, para pemerintah daerah diminta mengantisipasi titik-titik kemacetan jalan. Sejumlah tikungan, pasar kaget, antrean di SPBU harus diatur untuk menghindari penumpukan kendaraan.

"Selain itu, sejumlah pintu keluar tol juga harus mendapat perhatian, mengingat dengan adanya tol ini, diprediksi mayoritas pemudik akan menggunakan jalur tol," kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Jatim, Fattah Yasin, mengatakan berdasarkan hasil suvei Dinas Perhubungan Jatim bersama stakeholder, jalur mudik di Jatim, baik itu arteri maupun tol dinilai dalam keadaan kondusif dan siap digunakan.

Jalur tersebut, tambah Fattah, jalan arteri lintas utara dari Tuban hingga Banyuwangi sepanjang jalan 465,71 kilometer. Arteri lintas tengah dari Ngawi hingga Surabaya sepanjang 212,27 kilometer. Jalur lintas selatan dari Pacitan hingga Banyuwangi dengan panjang 585,88 kilometer. Untuk jalur lintas Tapal kuda yakni Probolinggo hingga Banyuwangi dengan panjang 236,44 kilometer, dan jalur lintas Madura yakni Bangkalan hingga Sumenep dengan panjang 154,98 kilometer.

"Survei dilakukan oleh tujuh tim untuk mengidentifikasi jalur arteri dan tol, ada titik-titik krusial yang menjadi perhatian. Hasil survei jalur lintas utara yakni Tuban, Gresik, Lamongan, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, dan Banyuwangi ini rawan macet. Ada sembilan lokasi titik macet karena pasar tumpah, lintasan kereta api, jembatan rusak, tikungan tajam, minim rambu-rambu, dan minim marka," kata Fattah.

Menurut Fattah, untuk jalur lintas tengah, seperti di Surabaya, Mojokerto, Jombang, Kediri, Nganjuk, Madiun, dan Ngawi juga terdapat titik rawan macet. Begitupun di lintas selatan dan jalur wisata, seperti wilayah Batu dan Malang juga rawan macet karena jalur wisata.

Dalam survei Dishub sudah memperkirakan jumlah arus penumpang yang menggunakan moda transportasi laut, darat, dan udara. "Dengan asumsi-asumsi krusial, nanti para operator itu akan menyesuaikan dengan kebutuhan," ujarnya. SM/SB/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top