Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Cuaca Ekstrem I Ketahanan Pangan yang Berasal dari Produk Dalam Negeri Sangat Diperlukan

Jangan Impor Pangan, Banyak Solusi Hadapi El Nino

Foto : ISTIMEWA

Penguatan stok pangan dan stabilisasi harga.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah memfokuskan penguatan stok pangan dan stabilisasi harga sebagai salah satu langkah strategis dalam mengantisipasi dampak El Nino. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan puncak cuaca ekstrem tersebut berlangsung Agustus hingga September mendatang.

Upaya penguatan stok pangan dan stabilisasi harga dalam mengantisipasi dampak El Nino memang perlu dilakukan, namun itu jangan sampai menjadi alasan untuk melakukan impor yang berlebihan.

Di saat seperti inilah, di saat El Nino mengancam beberapa kawasan negara di dunia, ketahanan pangan yang berasal dari produk dalam negeri sangat diperlukan. Sehingga jika negara pemasok pangan mengalami masalah di dalam negeri karena El Nino, Indonesia tidak mengalami kesulitan.

"El Nino atau dampak perubahan iklim ini memang membutuhkan penguatan stok, mungkin bisa dengan cara impor dalam jumlah terbatas untuk ketersediaan dan stabilisasi harga. Tapi kalau itu dilakukan berlebihan justru akan mengurangi ketersediaan lapangan kerja yang dalam bayang-bayang ketidakpastian ekonomi seperti sekarang. Jangan sampai masyarakat di kota bisa membeli beras, tapi justru masyarakat desa terancam penghasilannya karena tidak bisa bersaing dengan pangan impor," kata pengamat pertanian dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Jawa Timur, Surabaya, Ramdan Hidayat, Rabu (19/7).

Sementara itu, pengamat ekonomi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Esther Sri Astuti mengatakan bahwa pemerintah jangan mau ambil gampang dengan impor pangan untuk menghadapi El Nino.

"Banyak solusi, tidak mesti impor. Kan pemerintah bisa inovatif sedikit, gunakan teknologi, juga bisa dengan riset. Jangan hanya ambil gampang saja, begitu stok pangan berkurang tinggal impor,"tegas Esther.

Ia menerangkan bahwa dampak EL Nino menurut BMKG itu cuaca dan kurang curah hujan. Hal ini berakibat bisa gagal panen dan banyak penyakit . Karena itu, untuk meminimalkan dampaknya maka dipastikan lahan pertanian punya cukup air. Hal ini bisa diupayakan dengan membangun sistem irigasi yang baik.

"Jika memungkinkan dibuat hujan buatan untuk menjaga kecukupan air Hal ini penting dilakukan agar tidak gagal panen sehingga ketersediaan stok pangan aman sekaligus mengupayakan untuk tidak impor,"ucap Esther

Alternatif lainnya lanjut Esther dengan menanam tanaman yang tahan pada saat kondisi cuaca kering. Misalnya padi, ganti dengan varietas yang tahan di lahan kering sehingga bisa tetap panen. "Sudah saatnya Indonesia tidak mengandalkan alam saja, tetapi teknologi pertanian menjadi suatu yang harus diupayakan dan diimplementasikan,"tandas Esther.

Hitung Stok Pangan

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, sesuai arahan dari Bapak Presiden dalam rapat antisipasi dampak El Nino, Selasa (18/7) bersama dengan Menteri dan Kepala Lembaga terkait, NFA diminta untuk menyiapkan dan menghitung secara cermat stok pangan nasional.

"Ini penting dilakukan agar ketersediaan dan stabilitas pangan tetap terjaga dan mengantisipasi dampak kekeringan ekstrem akibat El Nino," jelas Arief seusai menghadiri Rapat Terbatas Bersama sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju yang dipimpin Presiden Joko Widodo, pada Selasa (18/7) di Istana Negara, Jakarta.

Menurutnya, penyiapan stok pangan nasional dilakukan dengan menguatkan posisi cadangan pangan pemerintah yang dapat dimanfaatkan untuk stabilisasi pangan.

Arief mengungkapkan dengan kondisi stok beras yang ada di perum Bulog saat ini yang mencapai 735 ribu ton, pihaknya terus mendorong pemenuhan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dari produksi dalam negeri. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk menyiapkan lahan 500 ribu hektar sehingga nantinya dapat memasok stok beras ke Bulog sesuai target dari NFA mencapai 2,4 juta ton beras hingga akhir 2023.

"Penguatan stok pangan ini kita terus percepat, dengan menaikkan stok Bulog dari 735 ribu ton menjadi 1,2 juta ton sesegera mungkin, paralel dengan upaya peningkatan produksi padi sehingga dampak El Nino terhadap ketahanan pangan dapat kita minimalisir sekecil mungkin," ujarnya.

Lebih lanjut Arief menjelaskan, guna menjaga daya beli masyarakat dan mengendalikan inflasi pangan, pemerintah akan melanjutkan penyaluran bantuan pangan beras tahap kedua. Selain bantuan pangan, Gerakan Pangan Murah (GPM) sebagai instrumen stabilisasi pasokan dan harga pangan juga terus digencarkan. Kolaborasi bersama dengan stakeholder terkait menjadi kunci dalam upaya pengendalian inflasi di tengah ancaman El Nino.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengimbau agar seluruh masyarakat dapat mengelola tata kelola air dalam menghadapi dampak fenomena El Nino di Indonesia.

"Kami mengimbau, selain terus menjaga lingkungan, mengatur tata kelola air, juga beradaptasi terhadap pola tanam, memonitor perkembangan informasi cuaca dan iklim yang sangat dinamis dari waktu ke waktu dari BMKG," tuturnya pada kesempatan yang sama.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top