Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Antisipasi Bencana - Diperkirakan Jumlah Bencana Sekitar 2.500 Kejadian pada 2019

Jangan Bergantung Tim Penolong

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Sekitar 34,9 persen orang yang selamat saat kejadian bencana karena mereka mampu menyelamatkan diri sendiri. Cara sederhana untuk menyelamatkan diri dari bencana dimulai dari rumah dengan memahami rumah sendiri dengan baik.

"Karena itu, tidak usah tergantung kepada tim penolong saat terjadi bencana, tapi ibu-ibu bisa menyelamatkan diri sendiri dan keluarga," kata Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), B Wisnu Widjaya, pada acara Kick off program Hari Kesiapsiagaan Bencana dalam memperingati Hari Ibu, di Jakarta, Jumat (21/12).

Ia mengatakan dari survei yang dilakukan di Jepang, 31,9 persen korban bencana selamat karena diselamatkan oleh keluarga. Sedangkan 28,1 persen mampu bertahan dan selamat dari bencana karena pertolongan dari tetangga, sementara yang dapat diselamatkan oleh regu penyelamat hanya 5 persen.

"Jadi, kuncinya adalah kesiapsiagaan individu terhadap bencana, dalam hal ini perempuan atau ibu-ibu yang paling memahami keadaan rumahnya," ungkap Wisnu.

Selain itu, lanjutnya, masyarakat jangan panik saat terjadi bencana. "Kalau panik ke mana harus menyelamatkan diri, ke mana harus keluar dan di mana letak barang-barang yang berbahaya harus diketahui. Yang paling penting adalah membangun insting untuk selamat," tambah dia.

Dia mengatakan, dalam setiap kejadian bencana perempuan dan anak-anak menjadi korban yang paling rentan dan perlu perlakuan khusus. Karena itu perlu peningkatan pengetahuan terutama perempuan dan ibu bagaimana menghadapi bencana untuk diri sendiri, keluarga dan tetangga.

Terlebih lagi wilayah Indonesia yang berada di kawasan rawan bencana alam yang kapan saja bisa terjadi maka kesiapsiagaan sangat penting.

Ancaman bencana seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor, tsunami, gunung meletus dan lainnya juga bisa terjadi kapan saja, karena berbagai faktor seperti pertambahan penduduk, perubahan iklim, kerusakan lingkungan dan lainnya.

Terkait dengan kesiapan menghadapi bencana, BNPB menggandeng kalangan perempuan terutama ibu-ibu untuk meningkatkan kesiapsiagaan sehingga bisa mengurangi risiko jatuhnya korban jiwa saat terjadi bencana. "BNPB terus berupaya membangun kesiapsiagaan perempuan terhadap bencana karena perempuan merupakan ujung tombak dalam keluarga," kata Wisnu.

Indonesia terletak di wilayah cincin api dan rawan bencana serta lergerakan tiga lempeng yang menyebabkan ancaman bencana semakin meningkat.

BNPB mencatat sebanyak 2.426 kejadian bencana hingga 14 Desember 2018 yang menyebabkan 4.231 orang meninggal atau hilang. BNPB juga mencatat 6.948 luka-luka, 9,9 juta mengungsi dan terdampak, 374.023 unit rumah rusak selama 2018.

Dari total jumlah bencana tersebut 2.350 bencana atau 96,9 persen merupakan bencana hidrometeorologi dan 76 kejadian bencana atau 3,1 persen lupakan bencana geologi.

Diprediksikan pada 2019 jumlah kejadian bencana sebanyak lebih dari 2.500 kejadian sehingga kesiapsiagaan perlu terus ditingkatkan.

Potensi Longsor

Secara terpisah, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan potensi longsor masih menjadi ancaman bagi keselamatan perjalanan kereta api di beberapa daerah. Karena itu, PT KAI harus tetap mewaspadai dan terus memantau kondisi jalur.

"Saat musim hujan seperti ini, longsor mungkin saja terjadi, terutama di lintasan Jawa Barat selatan seperti Garut dan Tasikmalaya. Untuk itu saya minta PT KAI untuk tetap waspada terhadap kemungkinan longsor," kata Menhub.

Ia mengatakan, longsor akan bisa menjadi masalah bagi perjalanan kereta api karena saat rel tidak aman atau tidak bisa dilalui, maka akan menghambat kelancaran tidak hanya satu kereta api tapi perjalanan kereta api-kereta api lainnya.

Untuk itu, kata Budi Karya, PT KAI diminta juga melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk bisa memantau kondisi daerah yang selama ini rawan bencana longsor. ang/mza/E-3

Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top