Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kesetaraan Hak

Jakarta Timur Beri Pelatihan Kaum Difabel

Foto : ANTARA/Syaiful Hakim

Penyandang disabilitas tengah mengikuti seleksi pelatihan kerja Kejuruan Operator Komputer di Pusat Pelatihan Kerja Daerah (PPKD) Jakarta Timur, Pondok Kelapa, Selasa (4/7/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pusat Pelatihan Kerja Daerah (PPKD) Jakarta Timur, Selasa (4/7), melakukan seleksi bagi 28 penyandang kebutuhan khusus yang akan mengikuti kegiatan pelatihan operator komputer. Nantinya, dari 28 penyandang disabilitas akan disaring menjadi 20 orang.

Proses seleksi yang digelar di Aula Gedung PPKD Jakarta Timur dibuka Kepala PPKD, Teguh Hendarwan. Seleksi dilakukan untuk menjaring calon peserta pelatihan yang memiliki minat bakat sangat tinggi. Teguh mengatakan mulanya jumlah pendaftar pelatihan kerja mencapai 155 orang untuk tiga kejuruan: operator komputer, video editor, dan barista.

Namun, setelah dilakukan seleksi administrasi, hanya ada 89 orang yang dinyatakan lulus. Saat ini, mereka mengikuti seleksi. Nantinya yang diterima masing-masing kejuruan hanya 20 peserta sehingga total ada 60. "Tercatat dalam sejarah bahwa Pemprov DKI membuka kelas reguler untuk disabilitas. Biasanya mereka mengikuti pelatihan denganmobile traning unit," papar Teguh.

Menurutnya, pelatihan kerja kelas reguler bagi disabilitas merupakan yang pertama kali digelar di DKI Jakarta. "Rencananya pelatihan bagi penyandang disabilitas akan dimulai pekan depan dengan instruktur profesional di tiap kejuruan," tegasnya seperti dikutip jakartagoid.

Teguh menyebutkan, saat ini tengah menyusun program agar semua penyandang disabilitas dapat mengikuti pelatihan kerja di 16 kejuruan di PPKD Jakarta Timur tahun depan.

Gelang Tunarungu

Sementara itu, Menteri Sosial, Tri Rismaharini, meluncurkan Gelang untuk Penyandang Disabilitas Rungu dan Wicara (GRUWI) dalam rangka mengurangi potensi terjadi kecelakaan hingga pemerkosaan terhadap mereka. "Ini salah satu bentuk kegalauan saya karena banyak anak-anak tunawicara diperkosa," katanya dalam Launching GRUWI di Jakarta, Senin.

Risma menjelaskan terciptanya inovasi alat bantu bagi penyandang disabilitas dilatarbelakangi banyaknya kasus pemerkosaan terhadap para tunawicara dan tunarungu. Selain itu, alasan lain di balik alat ini karena banyak penyandang tunawicara dan tunarungu menjadi korban kecelakaan seperti tertabrak kendaraan atau kereta api.

Dia menceritakan saat menjadi Wali Kota Surabaya. Ada seorang anak muda berjalan di rel lalu terlindas kereta api. Padahal sudah diteriaki dan diingatkan banyak orang akan ada kereta melintas. Dia adalah penyandang tunarungu dan tunawicara sehingga tidak mengetahui adanya kereta api melintas, meski sudah diteriaki.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top