Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Jaga Kesehatan Buah Hati dengan Vaksinasi Sejak Dini

Foto : istimewa

vaksinasi anak

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Sistem kekebalan alami membutuhkan waktu untuk melawan virus tertentu, sehingga respons kekebalan spesifik melalui vaksinasi menjadi sangat penting dalam mencegah penyakit yang parah atau wabah. Agar anak-anak mendapatkan vaksinasi primer danboosterperlu meningkatkan kesadaran orang tua terhadap kesehatan buah hati sejak dini.

"Vaksinasi sangat penting dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh kita. Melalui vaksinasi, kita dapat melatih sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan merespons ancaman potensial seperti virus," ujar Dokter Spesialis Anak, dr. Miza Dito Afrizal, Sp.A, BmedSci, M.Kes, melalui siaran pers, Selasa (13/6).

Bahkan, vaksinasi memiliki peran vital dalam melawan penyakit yang mengancam jiwa dan mencegah terjadinya epidemi. Beberapa jenis vaksin yang tersedia, kata dr. Miza, antara lain vaksin hepatitis B, polio, BCG (Bacillus Calmette-Guérin) untuk tuberkulosis, HIB (Haemophilus influenzaetipe B) untuk pneumonia atau meningitis, DPT (Difteri, Pertusis (batuk rejan), dan Tetanus), dan lainnya. Setiap vaksin memiliki target untuk melawan penyakit yang dapat menyebabkan kematian, kecacatan, atau wabah.

Menurut dr. Miza, vaksinasi primer melibatkan serangkaian dosis vaksin pada bayi untuk merespons antibodi awal. Misalnya, vaksin DPT diberikan pada bayi usia dua, tiga, dan empat bulan, secara berurutan. Namun, kadar antibodi bisa menurun, sehingga diperlukan dosis penguat pada bayi usia 18 bulan dan lima tahun.

"Pada usia sekitar 16 bulan, antibodi anak mulai turun. Sebelum antibodinya habis, kita perlu melakukanboosterDPT yang biasa dilakukan di 16 bulan, atau setelah dua bulan diberikan booster maka di usia 18 bulan.Boosteruntuk menguatkan, bisa berkali lipat antibodinya, sehingga perlindungannya lebih kuat dan lebih panjang," jelas dr. Miza.

"Setelah diberikanboosterini, biasanya antibodi akan mulai menurun sekitar di usia empat tahun, pada saat sekitar usia empat tahun itu mulai menurun, maka di usia lima tahun diberikanboosterDPT lagi," tambahnya.

Apabila tidak melakukan vaksinasi pada usia-usia tersebut, dr. Miza menekankan tidak ada kata terlambat dalam menjalani imunisasi. Kecuali, untuk vaksin pencegah penyakit TBC seperti BCG dan rotavirus (pencegah penularan diare) yang memiliki batasan usia. Namun, penting untuk tidak menunda imunisasi karena dapat membuat anak rentan terhadap penyakit.

Di sisi lain, bagi orang tua yang meragukan atau bingung dengan status imunisasi anaknya, dr. Miza mengimbau orang tua mengunjungi fasilitas kesehatan, seperti puskesmas, klinik, atau rumah sakit. Dengan memberikan catatan vaksinasi anak, tenaga kesehatan dapat mengevaluasi vaksin mana yang perlu dilengkapi.

Dokter Miza juga menekankan pentingnya untuk tidak menunda imunisasi karena dapat membuat anak rentan terhadap penyakit. Hal ini diilustrasikan dengan skenario di mana seorang anak melewatkan vaksin DPT dan kemudian bertemu dengan teman yang terinfeksi pertusis. Situasi seperti itu dapat dihindari dengan segera menyelesaikan vaksinasi yang diperlukan.

Sementara itu, berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), vaksinasi dapat mencegah 3,5 hingga 5 juta kematian setiap tahun. Franchise Manager di PT Kalventis Sinergi Farma, Dainty Loresia, pun memperhatikan bahwa vaksinasi secara efektif dapat mengurangi risiko sejumlah penyakit, hingga mencegah kematian dan komplikasi penyakit.

"Kalventis memiliki sejumlah vaksin, salah satunya vaksin6 in 1(hexavalent vaccine), yang memiliki teknologi siap pakai (ready to use) atau tidak perlu pencampuran lagi untuk menjamin ketepatan dosis. Vaksin kombinasi ini hanya dengan satu suntikan dapat melindungi dari enam penyakit berbahaya yaitu, Difteri, Tetanus, Pertusis, IPV, Hepatitis B, dan Hib (Haemophilus influenzatipe B). Hal ini berbeda denganmonovalent, karena kalau kita satu suntikan sudah bisa mencegah enam penyakit yang menular dan berbahaya," papar Dainty.

Pendekatan tersebut diyakini lebih efisien dan memungkinkan lebih banyak anak untuk menerima beberapa vaksinasi sekaligus. Dainty juga mencatat bahwa vaksinasi kombinasi mengurangi risiko paparan anak-anak terhadap pasien sakit lainnya ketika sedang berada di rumah sakit atau fasilitas kesehatan.

"Vaksin Kalventis juga ada vaksinboosterataupre-school booster. Selain DTaP, juga terkandung IPV (polio suntik) sebagaiboosterdan itu ada empat dalam satu suntikan. Jadi kalau tadi itu kalau kita ada vaksin heksavalen6 in 1di usia dua, tiga, empat atau dua, empat, enam bulan, kemudian adaboosterdi usia 18 bulan, dilanjutkan lagi dengan pre-school booster, mulai dari lima tahun ada vaksinnya DPT + polio, jadi cukup lengkap," tutup Dainty.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top