Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Orientasi Mahasiswa I Indonesia Butuh SDM Penuh Semangat dan Keberanian

Jadikan Laut Masa Depan Bangsa

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Menurut Susi, Indonesia sebagai poros maritim dunia bukan sekadar poros putaran, melainkan titik tolak kegiatan ekonomi maritim, di mana secara geografis Indonesia telah menjadi sentral pergerakan maritim. "Semua lewat lautan Indonesia. Sayangnya, mereka kebanyakan baru lewat saja atau transit saja, tidak menjadikan Indonesia sebagai pusat titik tolak kegiatan maritim di titik ekuator ini. Padahal negara kita luar biasa, dengan jumlah pulau 17.504 dan 111 pulau terluarnya. Panjang pantainya itu nomor 2 di dunia dengan panjang 97.000 km persegi," paparnya.

Karena itu, kata Susi, sudah seharusnya bangsa Indonesia kaya dan sejahtera dari lautan. Akan tetapi, fokus pembangunan yang tidak berorientasi ke laut selama 2-3 dekade terakhir, telah membuat potensi laut Indonesia sia-sia. Bahkan, negara- negara lain yang menikmati hasilnya melalui maraknya kegiatan illegal fishing. Susi menegaskan, laut sebagai masa depan bangsa tidak boleh dijual, tak boleh digadaikan, dan tak boleh ditukar dengan apapun karena laut kita adalah warisan untuk generasi mendatang.

Akan Disegani

Dalam kesempatan tersebut, Susi Pudjiastuti juga menyatakan jika Indonesia mempunyai 10.000 orang-orang berintegritas di posisi-posisi penting negeri ini maka Indonesia akan lebih disegani. "Saya bermimpi 10 tahun lagi akan terjadi," katanya. Menurut Susi, integritas sangat penting karena merupakan kehormatan bangsa yang bila dijunjung tinggi, maka Republik Indonesia akan dihormati dan dijaga. Dia berpendapat, hal yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah manusia-manusia yang penuh semangat dan keberanian, serta tidak bergeming atas ancaman maupun godaan yang datang.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemristekdikti, Muhammad Dimyati berpendapat, percepatan riset dalam negeri terutama di bidang energi perlu dilakukan. Akademisi, bisnis atau pengusaha, dan pemerintah yang biasa disebut ABG (Academic- Business-Government) harus bersinergi dan bekerja sama untuk melakukan percepatan riset tersebut. "Kita harus memanfaatkan golden momentum dari keuntungan bonus demografi untuk percepatan riset dalam negeri terutama di bidang energi dengan support dari sektor swasta. Kalangan akademisi, bisnis, dan pemerintah harus berjamaah dalam melakukan riset agar output yang dihasilkan lebih optimal," ujar Dimyati. SM/eko/E-3

Komentar

Komentar
()

Top