Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pertemuan Regional I Menlu RI Usung Konsep Indo-Pasifik Indonesia di Pertemuan Asean

Jadikan Asean Area Bebas Nuklir

Foto : AFP/MOHD RASFAN

Foto Bersama l Sepuluh menteri luar negeri negara Asean dan Sekretaris Jenderal Asean, berfoto bersama saat upacara pembukaan pertemuan tingkat menteri Asean ke-51 di Singapura, Kamis (2/8). Pertemuan tingkat menteri Asean yang akan digelar hingga 4 Agustus mendatang membahas sejumlah isu seperti salah satunya mengusung kawasan bebas nuklir.

A   A   A   Pengaturan Font

Dalam pertemuan regional di Singapura, Menlu RI mendorong negara anggota Asean untuk segera mewujudkan kawasan bebas nuklir serta berperan aktif memelihara perdamaian, stabilitas, serta menjamin perlucutan nuklir secara menyeluruh di kawasan.

JAKARTA - Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, dalam pertemuan Komisi Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone/SEANWFZ) mendorong agar negara-negara anggota Association of Southeast Asian Nations (Asean) untuk segera mewujudkan kawasan bebas nuklir.

"Berlakunya secara efektif Traktat SEANWFZ adalah prasyarat terciptanya kawasan Asia Tenggara yang aman dan damai sehingga menunjang terwujudnya kemakmuran bagi rakyat Asean," ujar Menlu dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (2/8).

Pertemuan Komisi SEANWFZ itu dihadiri para menlu negara anggota Asean di Singapura, Rabu (1/8).

Dalam upaya mewujudkan kawasan bebas nuklir, Menlu Retno menekankan pentingnya memulai kembali konsultasi dengan negara-negara pemilik senjata nuklir (Nuclear Weapon States/NWS) agar segera mengaksesi Protokol Traktat SEANWFZ. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia mengusulkan agar Asean dapat memberdayakan pakar terkait isu nuklir guna menjembatani perbedaan yang ada.

Traktat SEANWFZ tidak akan dapat berlaku secara penuh dan efektif tanpa penandatanganan protokolnya oleh pemerintah negara-negara pemilik senjata nuklir.

Pemerintah Indonesia akan terus mendorong agar Asean dapat berperan aktif dalam memelihara perdamaian dan stabilitas serta menjamin perlucutan senjata nuklir secara menyeluruh di kawasan, demikian kata Menlu.

Konsep Indo-Pasifik RI

Selain menyerukan segera diwujudkannya kawasan bebas nuklir di Asean, Menlu Retno juga mengusung konsep Indo-Pasifik Indonesia dalam pertemuan ke-51 Menteri Luar Negeri Asean di Singapura.

Menlu Retno menghadiri rangkaian pertemuan ke-51 Menteri Luar Negeri Negara Anggota Asean dan pertemuan terkait lainnya di Singapura pada 1-4 Agustus 2018.

Dalam Forum Menteri Luar Negeri Negara Peserta KTT Asia Timur (East Asia Summit/EAS), Menlu Retno menyuarakan kepentingan Indonesia mengenai penguatan kerja sama di Kawasan Indo-Pasifik.

Isu mengenai Indo-Pasifik merupakan hal yang strategis bagi Indonesia dan Asean yang terletak di tengah-tengah atau sebagai poros kedua kawasan, yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Pemerintah Indonesia menawarkan suatu cara pandang terhadap kawasan Indo-Pasifik yang diarahkan bagi peningkatan kerja sama di bidang maritim, konektivitas dan pembangunan berkesinambungan.

Konsep Indonesia tentang Indo-Pasifik itu dimaksudkan untuk dapat memberikan nilai tambah bagi mekanisme kerja sama Asean yang telah ada saat ini, khususnya untuk memperkuat EAS.

Selain itu, pemerintah Indonesia juga akan memanfaatkan pertemuan negara anggota Asean dengan mitra wicara untuk menegaskan dan memajukan kepentingan nasional di berbagai isu prioritas.

Rangkaian pertemuan yang diikuti oleh Menlu RI di Singapura diawali dengan pertemuan para menlu negara anggota Asean dengan para wakil Komisi HAM Asean, pertemuan Komisi Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara, sesi pleno dan retreat pertemuan ke-51 tingkat menlu Asean, rangkaian pertemuan negara anggota Asean dengan sepuluh mitra wicara Asean, pertemuan menlu Asean Plus Three, pertemuan menlu EAS, dan pertemuan menlu Asean Regional Forum.

Pada rangkaian pertemuan Asean itu, Menlu Retno akan melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu sejumlah negara, seperti Kanada, Turki, Vietnam, Kamboja, Timor Leste, Selandia Baru, Jepang, Australia, Tiongkok, Iran, Uni Eropa, dan Korea Utara.

Ant/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top