Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Jabat Gubernur Bank Sentral Russia, Nabiullina Pikul Tugas Berat di Tengah Krisis

Foto : ANTARA/REUTERS/Evgenia Novozhenina/Foto Dokumen

Gubernur Bank Sentral Russia, Elvira Nabiullina berbicara selama wawancara di Moskow, Russia, 27 Juni 2019.

A   A   A   Pengaturan Font

Moskow - Siapa sangka saat memulai tugas barunya, Gubernur Bank Sentral Russia Elvira Nabiullina harus menghadapi krisis ekonomi skala penuh, mengatasi ketidakpastian yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat sanksi Barat.

Mayoritas anggota parlemen di majelis rendah parlemen Russia, Kamis (21/4) mendukung penunjukan kembali Nabiullina sebagai kepala pengelola kebijakan moneter di Negeri Beruang Merah itu. Keputusan tersebut sekaligus wujud dukungan parlemen mendukung pilihan Presiden Vladimir Putin.

Nabiullina sekarang harus mengarahkan ekonomi yang bergantung pada komoditas melewati kontraksi tertajamnya sejak tahun-tahun setelah jatuhnya Uni Soviet pada 1991, memerangi inflasi yang meningkat bulan ini ke level tertinggi 20 tahun sebesar 17,62 persen.

Nabiullina mengatakan kepada anggota parlemen pada Kamis (21/4) bahwa tugas prioritasnya adalah mengamankan ketersediaan sumber daya keuangan untuk transformasi struktural ekonomi yang akan segera terjadi.

"Tugas kita adalah memastikan bahwa ekonomi kita kompetitif. Dalam pandangan saya, kita tidak perlu mengejar kebijakan isolasi diri ke segala arah," kata veteran bank sentral beRussia 58 tahun itu kepada majelis rendah parlemen, Duma.

"Memerangi inflasi juga merupakan tugas terpenting, yang tidak ditinggalkan siapa pun."

Bank sentral akan mempertimbangkan untuk memangkas suku bunga utama dari 17 persen pada pertemuan dewan mendatang, kata Nabiullina, mengulangi niatnya untuk mengembalikan inflasi ke target 4,0 persen pada 2024 dan menandai tantangan ekonomi yang akan dihadapi Russia.

"Nabiullina menghadapi masa sulit lainnya, tidak diragukan lagi," kata Tatiana Orlova, ekonom pasar berkembang terkemuka di Oxford Economics.

Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi bank sentral, termasuk kapan dan bagaimana mencabut kontrol modal, serta kemungkinan kebutuhan untuk rekapitalisasi beberapa bank Russia.

"Jadi singkatnya, Gubernur CBR telah menyelesaikan pekerjaannya untuknya. Saya tidak ingin berada di posisinya sekarang," kata Orlova.

Nabiullina, seorang ekonom dan mantan penasihat Kremlin yang menjadi wanita pertama memimpin bank sentral Russia, mendapat dukungan kuat dari Putin yang telah berulang kali memujinya dalam peran tersebut sejak mengangkatnya pada 2013.

Dihormati secara luas sebagai salah satu bankir sentral top dunia, sebagian karena upayanya untuk mengendalikan inflasi, Nabiullina menjadi sasaran sanksi pada April sebagai bagian dari hukuman Barat terhadap Russia atas apa yang disebutnya "operasi militer khusus" di Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari.

Sanksi juga telah membekukan hampir setengah dari cadangan emas dan valas Russia senilai 640 miliar dolar AS yang dikendalikan oleh bank sentral, mendorong pelarian modal dari Russia dan mendorongnya menuju kemungkinan gagal bayar utang, sementara menghambat akses negara itu ke perdagangan global dan sistem keuangan.

"Oleh karena itu CBR akan memiliki tugas membangun kembali penyangga valas negara, sementara menghadapi tantangan untuk menginvestasikannya ke dalam aset yang akan terlindungi dengan baik dari penyitaan oleh AS dan sekutunya," kata Orlova.

Mengadopsi realitas ekonomi baru di mana hubungan perdagangan yang sudah mapan dengan negara lain rusak juga akan menjadi radar bank sentral.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top