Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pelestarian Lingkungan

Jabar Siapkan Aplikasi Pemantau Citarum Harum

Foto : ISTIMEWA

Gubernur Jawa Barat, M Ridwan

A   A   A   Pengaturan Font

BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan aplikasi khusus untuk memantau perkembangan Program Citarum Harum serta menerima keluhan atau masukan warga mengenai upaya normalisasi sungai tersebut.

"Kita akan bikin aplikasi Citarum Harum, di mana semua orang mengerjakan apa setiap hari akan muncul di aplikasi itu. Aplikasi khusus ini bisa diunduh, isinya semua yang kita anggap penting untuk diketahui dicemplungkan ke situ," kata Gubernur Jawa Barat, M Ridwan Kamil atau Emil, usai memimpin rapat di Gedung Sate Bandung, Senin (25/3).

Emil berjanji aplikasi ini ditargetkan bisa diunduh oleh masyarakat melalui smartphone dua bulan ke depan. Saat ini, aplikasi tersebut masih dalam tahap penyelesaian.

Aplikasi itu, menurut dia, akan menjadi salah satu alat ukur perkembangan upaya pemulihan Sungai Citarum, yang sekarang menghadapi masalah pencemaran berat.

Emil juga menjelaskan mengenai rencana pemindahan pusat komando Program Citarum Harum ke bekas kantor Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat di Jalan Naripan, Kota Bandung. "Jadi, nanti insya Allah segala urusan tentang Citarum rapatnya tidak di sini (Gedung Sate) lagi, tapi rapatnya di Jalan Naripan," kata dia.

Emil meminta organisasi perangkat daerah terkait setiap pekan menyampaikan perkembangan pelaksanaan Program Citarum Harum ke media massa. "Saya juga mengimbau kepada media massa tiap minggu ada berita tentang progres Citarum ya. Saya sudah perintahkan Pak Herman dan Kominfo Jabar untuk mem-posting satu progres setiap pekannya," kata dia.

Sementara itu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berkomitmen untuk turut serta dalam membantu pemulihan Sungai Citarum melalui Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB).

Kepala LPTB LIPI, Sri Priatni, mengatakan pencemar terbesar di Sungai Citarum berasal dari limbah rumah tangga yang mempunyai andil antara 60 sampai 70 persen dari beban pencemar yang ada.

"Limbah dari WC yang tidak terolah dan sampah rumah tangga diperburuk dengan tambahan limbah kotoran ternak yang jumlahnya ribuan di sekitar titik nol Citarum," katanya.

Sri menambahkan, pencemar lainnya adalah limbah sisa industri yang sebagian besar adalah termasuk pada jenis limbah yang berbahaya yang sulit diuraikan secara alami.

"Penanganan Citarum di daerah hulu, terutama di kawasan Bandung Raya menjadi titik perhatian utama LIPI, karena ada delapan anak sungai yang sebagian besar mengalir melewati permukiman padat di Bandung Raya dan memegang porsi lima persen dari keseluruhan polutan domestik Citarum," tandasnya.tgh/E-3

Komentar

Komentar
()

Top