Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Isu Presiden Tiga Periode yang Digulirkan Amien Rais Game Over

Foto : Istimewa

Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Penolakan Megawati Soekarnoputri, Presiden kelima RI yang juga Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) terhadap wacana Presiden tiga periode yang digulirkan Amien Rais, menandai wacana itu game over. Demikian ditegaskan, Direktur EksekutifIndonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo.

"Pidato Ketua Umum PDIP, Megawati Sukarno Putri bisa menjadi pamungkas untuk mengakhiri polemik wacana 3 periode jabatan presiden," kata Karyono di Jakarta, Jumat (26/3).

Penolakan Megawati, menurut Karyono, bisa dikatakan sebagai bandul kekuatan politik untuk saat ini yang menandai berakhirnya usulan 3 periode jabatan presiden yang digulirkan Amien Rais. Ibarat permainan, polemik tentang jabatan presiden tiga periode sudah game over. Alias sudah tamat, setidaknya untuk babak pergulatan politik sementara ini.

"Pasalnya, tidak hanya Mega yang menolak, Presiden Jokowi dan mayoritas fraksi di MPR juga menolak usulan tersebut," ujarnya.

Selain itu, kata Karyono, tingkat resistensi publik juga sangat besar menolak perubahan masa jabatan presiden 3 periode. Ia juga berpendapat, beleid dalam UUD 1945 yang membatasi periode masa jabatan presiden hanya 2 periode sudah dinilai ideal. Masuknya pasal tentang pembatasan masa jabatan presiden ini merupakan salah satu buah reformasi.

"Tujuannya agar tidak terjadi pemusatan kekuasaan yang menggiring pada sikap otoriter seperti yang terjadi di masa orde baru. Pembatasan periode jabatan presiden 2 periode bertujuan agar proses demokrasi dan regenerasi berjalan baik," katanya.

Lantas, bagaimana konfigurasi politik 2024 setelah wacana 3 periode jabatan presiden ditolak? Yang pasti, kata Karyono, kontestasi Pilpres 2024 tidak ada petahana. Boleh jadi, akan terjadi persaingan yang cenderung ketat karena tidak ada petahana. Bursa capres dan cawapres akan didominasi figur baru yang relatif lebih muda.

"Figur capres lama yang menonjol tinggal Prabowo Subianto. Namun, di satu, peluang Prabowo bisa diuntungkan karena sudah memiliki modal politik lebih besar jika Prabowo mampu mengelola investasi politik yang sudah dimiliki," imbuhnya.

Sementara, figur Jokowi, lanjut Karyono, akan masuk menjadi salah satu king maker dalam pertarungan Pilpres mendatang. Pengaruh Jokowi masih cukup besar. Karenanya, konstelasi Pilpres 2024 akan dipengaruhi juga oleh konfigurasi para king maker.

"Pertarungan sesungguhnya justru terjadi di tingkat king maker. Tidak hanya faktor figur capres dan koalisi partai yang perlu diperhatikan tetapi koalis para king maker sangat penting untuk diamati. Karena para king maker berpengaruh dalam memainkan peran di belakang layar," cetusnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top