Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik Timur Tengah I Trump Tak Ingin Kerahkan Pasukan Jika Berperang dengan Iran

Iran Tak Inginkan Perang

Foto : AFP/Iranian Presidency

Pernyataan Rouhani l Presiden Iran, Hassan Rouhani (kanan), dan Wakil Presiden Iran, Eshaq Jahangiri, saat menghadiri pertemuan kabinet di Teheran, Rabu (26/6). Saat berbicara dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, via telepon, Presiden Iran itu mengatakan bahwa negaranya tidak berminat untuk meningkatkan ketegangan di kawasan dan tidak pernah menginginkan peperangan dengan negara mana pun termasuk dengan AS.

A   A   A   Pengaturan Font

Presiden Iran menyatakan negaranya tak menginginkan peperangan dengan negara lain, termasuk perang dengan AS.

TEHERAN - Iran kembali menyatakan bahwa negaranya tidak menginginkan peperangan dengan Amerika Serikat (AS), di tengah lonjakan ketegangan antara kedua negara. Hal itu disampaikan oleh Presiden Iran, Hassan Rouhani, pada Rabu (26/6).

"Iran tidak berminat untuk meningkatkan ketegangan di kawasan dan tidak pernah menginginkan peperangan dengan negara mana pun termasuk dengan AS," kata Presiden Rouhani seperti dikutip oleh kantor berita IRNA.

Pernyataan Presiden Rouhani disampaikan saat dirinya berbicara melalui sambungan telepon dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, ditengah Teheran dan Washington DC terlibat dalam perang kata yang sengit setelah Iran menembak jatuh pesawat drone pengintai AS, pekan lalu.

"Kami selalu berkomitmen untuk perdamaian dan stabilitas regional dan akan melakukan upaya dalam hal ini," kata Presiden Iran itu kepada Macron.

Setelah insiden penembakan drone AS, Presiden AS, Donald Trump sempat memerintahkan serangan balasan terhadap Iran, namun mencabut perintah itu pada menit-menit terakhir. Namun ketegangan kembali meningkat pada awal pekan ini setelah Trump mengumumkan sanksi terbaru terhadap pemimpin tertinggi Iran dan pejabat tinggi lainnya.

Ketegangan antara Iran dan AS memang meningkat sejak tahun lalu ketika Trump secara sepihak menarik Amerika dari kesepakatan di mana Teheran mengekang program nuklirnya dengan imbalan kelonggaran atas sanksi ekonomi.

Presiden Rouhani menyalahkan AS atas terjadinya ketegangan di kawasan Teluk dan mengatakan jika Washington DC tetap berpegang pada kesepakatan itu, maka mereka akan menyaksikan perkembangan positif di kawasan Timur Tengah.

Ketegangan meningkat setelah terjadi serangkaian serangan terhadap tanker-tanker yang berlayar di kawasan Teluk. AS menuding Iran dan proksinya sebagai dalang dari serangan-serangan itu.

Respons Trump

Pada saat bersamaan, Presiden Donald Trump, mengatakan bahwa ia pun berharap AS tidak berperang dengan Iran, akan tetapi jika itu terjadi maka AS akan mengerahkan semua kekuatannya yang sangat besar dan peperangan dengan Iran akan berlangsung sesingkat mungkin.

"AS mungkin tak perlu mengirimkan pasukan jika menyerang Iran," kata Trump dalam sesi wawancara dengan Fox Business News, Rabu. "Saya berharap kita tidak berperang. Itu (perang) tidak akan bertahan lama, dan tak perlu untuk mengerahkan pasukan jika perlu," kata Trump.

Istilah tak perlu mengirimkan pasukan mengingatkan kita atas ucapan yang pernah dikemukakan mantan Presiden AS, Barack Obama, saat negaranya berupaya menggulingkan Presiden Suriah, Bashar al-Assad. Dalam konflik di Suriah itu, AS mengirimkan pasukan khusus untuk melatih kelompok pemberontak di Suriah untuk memerangi Islamic State.

Jika Trump mengeluarkan pernyataan tak perlu mengirimkan pasukan dan akan berperang dalam waktu singkat, maka hal itu bisa bermakna bahwa AS akan membantu negara musuh Iran atau mengempur habis-habisan Teheran dengan kekuatan alusista seperti mengerahkan drone tempur, mengerahkan pesawat bomber atau menyerang dengan misil-misil yang ditembakkan dari armada kapal induk yang telah bersiaga di kawasan Teluk. ang/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top