Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik Timur Tengah

Iran Tak akan Bernegosiasi dengan AS

Foto : AFP/KHAMENEI.IR

AFP/KHAMENEI

A   A   A   Pengaturan Font

TEHRAN - Pemimpin spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyatakan bahwa Iran tak akan berperang atau melakukan negosiasi dengan Amerika Serikat (AS). Khamenei juga menyampaikan bahwa krisis yang terjadi di negaranya adalah akibat salah urus dari pemerintahan dan bukan diakibatkan oleh diberlakukannya kembali sanksi oleh AS.

"Permasalahan kehidupan saat ini bukan diakibatkan dari faktor luar, namun dari faktor internal," ucap Khamenei.

Komentar Khamenei ini menambah tekanan pada Presiden Hassan Rouhani setelah nilai mata uang Iran anjlok dan terjadi aksi yang meluas yang memprotes kenaikan harga dan korupsi. Selain itu pernyataan pemimpin spiritual Iran telah memupus harapan perundingan dengan Washington DC terkait negoisasi kembali kesepakatan nuklir 2015 dan ancaman diberlakukannya sanksi.

"Selain sanksi, mereka membahas soal perang dan negosiasi. Yang saya ingin sampaikan pada rakyat yaitu tak akan terjadi perang ataupun kami akan bernegosiasi dengan AS," kata Khamenei lewat media sosial Twitter.

Selain diberlakukannya kembali sanksi, banyak warga Iran, termasuk sebagian warga elite di sana, memandang aksi permusuhan AS telah menjadi faktor kontribusi bagi masalah-masalah internal Iran yang telah lama lama terjadi. "Sanksi sama sekali tak ada pengaruhnya, namun yang jadi permasalahan yaitu bagaimana kita menanganinya," pemimpin spiritual Iran itu.

Kritikan Khamenei menyasar pada cara pengelolaan perekonomian Presiden Rouhani yang sebelumnya juga sempat disuarakan anggota ulama senior dan petinggi Garda Revolusi terkait jatuhnya nilai rial sejak April lalu. Walau telah menyuarakan kritikan, Khamenei juga mengkritik suara-suara yang menuntut agar Presiden Rouhani meletakkan jabatan karena tuntutan itu yang diinginkan negara musuh.

"Pemerintahan harus tetap berkuasa dan melanjutkann tugas-tugasnya sehingga bisa mengatasi permasalahan," ucap Khamenei.

Persenjataan Baru

Pada saat bersamaan, Iran diwartakan telah membeberkan misil balistik jarak pendek generasi terbaru dan Tehran menyatakan akan terus meningkatkan kapabilitasnya walau saat ini sedang terjadi ketegangan dengan AS.

"Misil terbaru Fateh Mobin telah sukses menjalani serangkaian tes dan bisa menyerang sasaran di darat dan lautan," demikian dilaporkan kantor berita IRIB.

Menurut Menteri Pertahanan Iran, Amir Hatami, dalam pernyataan yang disiarkan kantor berita Tasnim, menegaskan bahwa Iran telah bertekad untuk meningkatkan kapabilitas persenjataan misil mereka dan akan terus melakukan itu setiap waktu. "Tak ada yang bisa mencegat misil buatan kami ini karena selain bisa melakukan manuver lincah dan taktis, juga telah dilengkapi pemandu berpresisi tinggi dan teknologi siluman," kata Menhan Hatami

Lembaga Center for Strategic and International Studies yang berbasis di AS menyatakan bahwa jangkauan misil balistik Iran terbaru ini belum diungkap, namun misil versi sebelumnya berhasil menjangkau jarak sekitar 200 hingga 300 kilometer.

Seorang narasumber pejabat AS mengatakan pada media Fox News pekan lalu bahwa misil Fateh-110 telah diuji saat latihan perang di lautan di Selat Hormuz beberapa waktu lalu.

Presiden AS, Donald Trump, menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran 2015 pada Mei lalu karena alasan kesepakatan itu tak sempurna dan sama sekali tak akan menghentikan Iran untuk meningkatkan kapabilitas persenjataannya.

AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top