Iran-Saudi Berjanji Bawa Keamanan dan Stabilitas ke Timur Tengah
Menlu Iran Hossein Amir-Abdollahian dan Menlu Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan, kedua belah pihak berjanji untuk terus bekerja sama meningkatkan hubungan.
Foto: AljazeeraBEIJING - Diplomat tinggi Iran dan Arab Saudi bertemu di Beijing pada Kamis (6/4). Keduanya berjanji untuk bekerja sama membawa "keamanan dan stabilitas" ke kawasan Timur Tengah menyusul kesepakatan yang dimediasi Tiongkok.
Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan Menlu Iran Hossein Amir-Abdollahian dan Menlu Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan, kedua belah pihak berjanji untuk terus bekerja sama meningkatkan hubungan.
"Kedua belah pihak menekankan pentingnya menindaklanjuti implementasi Perjanjian Beijing dan aktivasinya dengan cara memperluas rasa saling percaya dan bidang kerja sama serta membantu menciptakan keamanan, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan," kata pernyataan itu.
Teheran dan Riyadh mengumumkan perjanjian yang ditengahi Beijing pada Maret untuk memulihkan hubungan yang telah terputus selama tujuh tahun ketika pengunjuk rasa di Iran menyerang misi diplomatik Saudi.
Kunjungan para menteri tersebut ke Beijing terjadi ketika Presiden Prancis Emmanuel Macron dan ketua Uni Eropa Ursula von der Leyen juga berada di ibu kota Tiongkok yang berusaha untuk menyampaikan pendapat Eropa untuk mengakhiri konflik di Ukraina dalam pertemuan dengan Xi Jinping.
Pemulihan hubungan yang mengejutkan antara Arab Saudi yang mayoritas Muslim Sunni, pengekspor minyak terbesar dunia, dengan Iran yang mayoritas Syiah dan berselisih dengan pemerintah Barat atas kegiatan nuklirnya, memiliki potensi membentuk kembali hubungan di kawasan Timur Tengah yang bergolak selama beberapa dekade.
Kedua belah pihak "bernegosiasi dan bertukar pendapat dengan penekanan pada dimulainya kembali hubungan bilateral dan langkah-langkah eksekutif menuju pembukaan kembali kedutaan dan konsulat kedua negara", kata Kemlu Iran dalam sebuah pernyataan.
Saluran TV negara Saudi Al Ekhbariya menayangkan rekaman kedua menteri berjabat tangan di depan bendera Saudi dan Iran, kemudian berbicara dan tersenyum.
Dalam pernyataan yang disiarkan televisi pemerintah Tiongkok CCTV, Beijing memuji "pertemuan resmi pertama antara menteri luar negeri kedua negara sejak lebih dari tujuh tahun" dan "mediasi aktif" Beijing dalam diplomasi.
Berdasarkan perjanjian bulan lalu, kedua negara akan membuka kembali kedutaan dan misi mereka dalam waktu dua bulan serta menerapkan kesepakatan kerja sama keamanan dan ekonomi yang ditandatangani lebih dari 20 tahun lalu.
Arab Saudi memutuskan hubungan dengan Iran pada Januari 2016, setelah pengunjuk rasa menyerang kedutaannya di Teheran dan konsulat di kota Masyhad Iran atas eksekusi Riyadh terhadap ulama oposisi Saudi Nimr al-Nimr.
Pembicaraan antara para menteri luar negeri diharapkan akan diikuti dengan kunjungan Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Riyadh.
- Baca Juga: Presiden Lebanon Joseph Aoun Siap Pilih PM
- Baca Juga: Gempa Kyushu Jepang Akibatkan Tsunami Kecil
Raisi menerima undangan dari Raja Salman dari Arab Saudi, kata Wakil Presiden Pertama Iran Mohammad Mokhber, Senin.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: AFP
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Selama 2023-2024, ASDP Kumpulkan 1,72 Ton Sampah Plastik
- 2 Kemenperin Desak Produsen Otomotif Tiongkok di Indonesia Tingkatkan Penggunaan Komponen Lokal
- 3 Jepang Siap Dukung Upaya RI Wujudkan Swasembada Energi
- 4 Irena Sebut Transisi Energi Indonesia Tuai Perhatian Khusus
- 5 Perkuat Kolaborasi, PM Jepang Dukung Indonesia untuk Jadi Anggota Penuh OECD
Berita Terkini
- Antisipasi Serangan Harimau, Pemkab Mukomuko Sarankan Antar-jemput Anak Sekolah
- Nelayan Diimbau Dinas Perikanan Batam untuk waspadai Buaya Lepas dari penangkaran
- Mencari Makan ke Desa di Temanggung, Puluhan Monyet Ekor Panjang Kejutkan Warga
- Seberangi Sungai untuk Sekolah, Pelajar di Jember Gunakan Rakit Bambu
- Secara Rutin Ini LIma Bagian Mobil yang Wajib Dirawat