Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Timur Tengah I AS Beri Sanksi Terhadap Pemimpin Spritual Ayatollah Ali Khamenei

Iran: Sanksi AS Memutus Diplomasi

Foto : AFP/MANDEL NGAN

TEKEN PERINTAH SANKSI l Presiden AS, Donald Trump, disaksikan Wakil Presiden Mike Pence (kanan) dan Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin, saat meneken surat perintah pemberian sanksi terbaru terhadap Iran di Gedung Putih, Washington DC, Senin (24/6). Perintah Trump itu berisi sanksi terhadap sejumlah petinggi Iran termasuk bagi pemimpin spiritual Ayatollah Ali Khamenei.

A   A   A   Pengaturan Font

AS kembali menerapkan sanksi terhadap Iran yang menargetkan sejumlah petinggi di pemerintah dan militer Iran, termasuk pemimpin spiritual Ayatollah Ali Khamenei.

TEHERAN - Iran mengatakan keputusan Amerika Serikat (AS) menjatuhi sanksi terhadap pemimpin spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dan sejumlah pejabat lainnya, telah memutus jalur menuju diplomasi.

Pemberian sanksi terhadap Khamenei dan pejabat tinggi Iran lainnya atas perintah Presiden AS, Donald Trump, ini bertujuan untuk meningkatkan tekanan terhadap Teheran setelah Iran menjatuhkan pesawat nirawak pengintai AS pekan lalu.

"Menjatuhi sanksi tak berguna ke pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dan Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif, telah menutup jalur diplomasi secara permanen," cuit juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi, di media sosial, Selasa (25/6).

Washington DC menerapkan sanksi baru terhadap Iran mulai Senin (24/6) lalu dan penerapan sanksi itu telah menimbulkan kekhawatiran terjadinya peningkatan ketegangan dan memicu konflik di kawasan Timur Tengah.

Terkait hal itu, Mousavi mengatakan pemerintah Trump berusaha menghancurkan perdamaian dunia. "Pemerintah Trump menghancurkan semua mekanisme internasional yang mapan untuk menjaga perdamaian dan keamanan global," tegas dia.

Terkait penerapan sanksi baru terhadap Iran, Kementerian Keuangan AS mengatakan berencana untuk memasukkan dalam daftar hitam nama Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, padahal Menlu Iran ini merupakan seorang tokoh moderat dan arsitek utama dari perjanjian nuklir Iran 2015.

Selain nama Menlu Javad Zarif, delapan komandan dari Pengawal Revolusi Iran lainnya juga dimasukkan dalam daftar hitam Kementerian Keuangan AS. Presiden Trump menyebut langkah-langkah hukuman tersebut merupakan sebuah respons yang tegas dan proporsional terhadap tindakan Iran yang semakin provokatif.

Setahun setelah Trump secara sepihak mundur dari kesepakatan nuklir Iran 2015, ketegangan di kawasan Teluk meningkat dengan terjadinya serangkaian serangan terhadap tanker yang melintas di perairan strategis Teluk Oman.

Washington DC menyatakan dalang dari insiden serangan itu adalah Iran, namun tuduhan yang dibantah keras Teheran.

Ketegangan antara AS-Iran meningkat setelah pada pekan lalu Teheran menembak jatuh pesawat drone pengintai AS. Presiden Trump diwartakan sempat memerintahkan serangan balasan terhadap Iran, tetapi perintah itu ia batalkan pada menit terakhir.

Seruan DK PBB

Sementara itu Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) menyerukan perlunya dialog untuk mengakhiri ketegangan antara AS dan Iran. DK PBB juga menyetujui sebuah pernyataan bahwa semua pihak harus mundur dan menahan diri dari ketegangan serta konfrontasi militer yang ditakutkan akan terjadi.

Dalam pernyataan pers yang disusun oleh Kuwait, anggota dewan mengutuk serangan baru-baru ini terhadap kapal tanker minyak, dan mereka menyebut serangan itu sebagai ancaman terhadap pasokan energi dunia dan perdamaian serta keamanan internasional.

Setelah pertemuan dua jam, DK PBB tidak sepakat Iran bertanggungjawab, tetapi menjelaskan bahwa semua pihak harus mundur dari konfrontasi militer yang sangat ditakuti.

Pernyataan sikap DK PBB diumumkan hanya beberapa jam setelah Trump memberikan sanksi baru terhadap Iran.

Dewan Keamanan PBB dijadwalkan akan membahas kesepakatan nuklir Iran pada Rabu (26/6), di mana Eropa terus berjuang mempertahankan perjanjian kesepakatan tersebut, meski AS telah mundur dari pakta itu. ang/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top