Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Timur Tengah l AS Ungkapkan Foto-Foto Pemasangan Misil di Kapal Sipil Iran

Iran Ingin Selamatkan Kesepakatan

Foto : AFP/THOMAS PETER

ZARIF DI BEIJING l Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi (kanan), menyambut kedatangan Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, di Wisma Negara Diaoyutai, Beijing, Jumat (17/5). Menlu Zarif berada di Beijing untuk membahas hubungan bilateral dan ketegangan di kawasan Teluk.

A   A   A   Pengaturan Font

Iran meminta Tiongkok dan Russia untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015. Seruan itu dilontarkan ditengah semakin memanasnya situasi di kawasan Teluk akibat perseteruan AS dan Iran.

BEIJING - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, mendesak agar Tiongkok dan Russia untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015. Seruan itu disampaikan Menlu Zarif saat berkunjung ke Beijing, Tiongkok, Jumat (17/5).

"Tiongkok dan Russia harus mengambil langkah konkret dalam upaya menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015 ditengah situasi ketegangan yang amat berbahaya antara Iran dan Amerika Serikat (AS)," kata Menlu Zarif.

Iran meneken kesepakatan nuklir dengan Tiongkok, Russia, Jerman, Inggris, Prancis, dan AS. Kesepakatan itu bertujuan agar sanksi internasional terhadap Iran diperlunak dengan imbalan Theran harus menghentikan program nuklirnya. Sayangnya tahun lalu, pemerintahan AS dibawah pimpinan Presiden Donald Trump, secara sepihak menarik diri dari kesepakatan itu dan kembali menerapkan sanksi terhadap Iran.

"Sejauh ini komunitas internasional kebanyakan hanya membuat pernyataan dukungan daripada melakukan aksi," ucap Menlu Zarif. "Jika komunitas internasional dan negara penandatangan kesepakatan 2015 seperti Tiongkok dan Russia ingin mempertahankan komitmennya, maka mereka perlu aksi yang konkret," imbuh Menlu Iran itu.

Dalam rekaman video di laman Kementerian Luar Negeri Iran, dilaporkan juga bahwa Menlu Zarif melakukan pembicaraan dengan pejabat Tiongkok soal hubungan bilateral dan masalah-masalah paling berbahaya yang terjadi di wilayah Iran.

Kabar terkini melaporkan bahwa AS telah mengirimkan pasukan ke kawasan Teluk. Penurunan pasukan ini dilakukan sebagai respons laporan seorang pejabat AS yang menganalisa foto-foto yang memperlihatkan Iran tengah memuat misil-misil ke perahu-perahu kecil tradisional mereka yang ada di Teluk Persia.

Berdasarkan foto-foto tersebut diduga bahwa Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) akan menyerang kapal-kapal milik Angkatan Laut AS. "Misil di di perahu-perahu sipil itu menjadi kekhawatiran," kata pejabat AS yang enggan diungkap jati dirinya pada harian New York Times. "Misil-misil itu dirakit dan dimuat di atas perahu oleh IRGC, yang telah ditetapkan AS sebagai organisasi teroris asing," imbuh surat kabar itu.

Duta Besar Iran untuk PBB, Majid Takht-Ravanchi, tidak membantah penempatan misil-misil itu dalam sebuah wawancara dengan National Public Radio. "Kita harus mempersiapkan diri," kata Dubes Takht-Ravanchi.

Tolak Negosiasi

Di tengah meningkatnya ketegangan di Teluk, sebelumnya Iran pada Kamis (16/5) menolak negosiasi dengan AS dan mengatakan pihaknya menunjukkan "pengekangan maksimum" setelah Washington DC mengirim pasukan militer tambahan ke wilayah itu sebagai antisipasi atas apa yang diklaimnya sebagai potensi akan segera terjadi dari Tehran.

Menanggapi hal itu juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, menyebut pengiriman kekuatan militer AS itu sebagai pesan yang amat jelas dari Presiden Trump untuk Iran agar negara itu tidak bertindak di luar batas.

"Kami ingin melihat perubahan perilaku mereka," kata Sanders. "Kami akan melanjutkan tekanan maksimum dan seperti yang dikatakan oleh presiden, jika Iran mengambil tindakan, maka negara itu tidak akan menyukai apa yang dilakukan oleh presiden sebagai tanggapannya," pungkas juru bicara Gedung Putih itu. ang/AFP/VoA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top