Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik Timur Tengah I Khamenei Ancam Balas Inggris Terkait Penahanan Tanker

Iran akan Tetap Kurangi Komitmen

Foto : AFP/KHAMENEI.IR

Kurangi Komitmen l Pemimpin spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei, melambaikan tangan usai berpidato di Teheran pada Selasa (16/7). Dalam pidatonya, Khamenei menegaskan bahwa Iran akan tetap mengurangi komitmennya atas kesepakatan nuklir 2015 dengan alasan komitmen itu tak bisa dijalankan secara sendirian oleh negaranya semata.

A   A   A   Pengaturan Font

Iran mengabaikan seruan negara-negara Eropa untuk tetap mempertahankan komitmennya seperti tercantum pada kesepakatan nuklir 2015 karena alasan negara-negara Eropa pun tak mematuhi komitmen tersebut.

TEHERAN - Pemimpin spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pada Selasa (16/7) mengatakan bahwa Iran akan tetap mengurangi komitmennya atas kesepakatan nuklir 2015 dengan alasan komitmen itu tak bisa dijalankan secara sendirian oleh negaranya semata.

"Kalian tak melakukan satu pun komitmen, mengapa kalian meminta kami untuk mematuhi komitmen kami," kata Khamenei.

Pernyataan Khamenei itu dilontarkan untuk mengkritik negara-negara Eropa yang turut meneken kesepakatan 2015.

"Kami baru saja mulai untuk mengurangi komitmen (dari kesepakatan 2015) itu dan prosesnya akan terus berlanjut," imbuh pemimpin spiritual Iran itu.

Dalam kesepatan yang sama, Khamenei pun menegaskan bahwa Iran akan melakukan aksi balasan terhadap Inggris karena telah menahan tanker Iran di Gibraltar pada awal Juli ini. "Inggris secara kejam telah melakukan pembajakan dan mencuri kapal kami. Insyaallah, Iran tak akan membiarkan tindakan keji ini dan akan membalasnya," kata dia.

Ketegangan di kawasan Timur Tengah meningkat sejak tahun lalu setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, tahun lalu menarik AS dari kesepakatan 2015 secara sepihak dan menerapkan kembali sanksi pada Iran. Teheran marah karena pelonggaran sanksi seperti dijanjikan dalam kesepakatan 2015 tak terwujud, sehingga latar belakang itu memicu Iran untuk meningkatkan pengayaan uraniumnya.

Peningkatan pengayaan uranium dan cadangannya pekan lalu telah melampaui batasan yang diperbolehkan dalam kesepakatan 2015. Negara-negara Eropa yang meneken kesepakatan mendesak agar Teheran tetap mematuhi komitmennya. Sayangnya, Presiden Iran, Hassan Rouhani, pada Minggu (14/7) menegaskan Iran telah mengubah strateginya dari "kesabaran menjadi pembalasan".

"Jika mereka mengurangi komitmennya, maka kami pun akan mengurangi komitmen kami. Jika mereka sepenuhnya melaksanakan komitmen mereka, maka kami pun akan sepenuhnya melaksanakan komitmen kami," kata Rouhani.

Tuding Balik

Sementara itu Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, menyebut AS saat ini sedang "bermain dengan api" terkait ketegangan di Timur Tengah. Pernyataan tersebut sama persis dengan yang pernah diucapkan Presiden Trump terhadap Iran mengenai perjanjian nuklir 2015.

"Saat ini saya rasa AS sedang bermain dengan api," kata Javad Zarif saat wawancara dengan NBC News, Senin (15/7).

Saat ditanya soal pengayaan uranium, Menlu Javad Zarif mengakui bahwa Iran memang berniat meningkatkan pengayaan dari batasan 3,67 persen yang diatur dalam kesepakatan nuklir 2015, sembari menegaskan langkah ini diambil sebagai respons terhadap sanksi ekonomi AS.

"Tapi semua ini bisa saja dibatalkan dalam hitungan jam," ucap Menlu Iran itu. "Kami tidak berniat mengembangkan senjata nuklir. Kalau memang kami berniat, kami sudah melakukannya sejak dahulu," pungkas dia. ang/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top