Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik Timur Tengah

Iran akan Lampaui Batas Pengayaan Uranium

Foto : AFP/ATTA KENARE

Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif

A   A   A   Pengaturan Font

TEHERAN - Iran mengatakan pada Minggu (7/7) bahwa negaranya akan melanggar batas pengayaan uranium yang ditetapkan oleh kesepakatan nuklir 2015 dalam beberapa jam, untuk menekan pihak negara-negara lain untuk menjaga komitmen mereka terhadap kesepakatan nuklir.

Tak hanya itu, Iran juga mengancam akan meninggalkan lebih banyak komitmen dalam kurun waktu 60 hari ke depan, kecuali ada solusi ditemukan dengan pihak-pihak penandatangan kesepakatan 2015.

"Teheran bisa terus mengurangi komitmennya, tetapi semua langkah tersebut dapat dibalikkan jika negara-negara Eropa melaksanakan komitmen mereka," kata Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif.

Langkah untuk mulai memperkaya uranium di atas tingkat pemurnian maksimum yang disepakati sebesar 3,67 persen, muncul meskipun ada tentangan dari Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) yang telah keluar dari kesepakatan secara sepihak. Batas pengayaan 3,67 persen yang ditetapkan dalam perjanjian jauh di bawah tingkat lebih dari 90 persen yang diperlukan untuk membuat hulu ledak nuklir.

"Perintah Presiden Hassan Rouhani untuk melampaui ambang batas akan dilaksanakan dalam beberapa jam setelah rincian teknis terakhir disortir," kata juru bicara Organisasi Energi Atom Iran, Behrouz Kamalvandi.

Menurut keterangan pemimpin spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pada Jumat (5/7) pekan lalu, bahwa pengayaan uranium Iran bisa mencapai lima persen.

Pembangunan Reaktor

Ancaman peningkatan pengayaan uranium telah disuarakan Teheran sejak 8 Mei, tepat satu tahun setelah Presiden AS, Donald Trump, meninggalkan perjanjian multilateral 2015. Presiden Iran mengatakan langkah itu ditempuh sebagai jawaban atas kegagalan pihak-pihak yang tersisa untuk membantu Iran mengatasi sanksi yang diberlakukan kembali oleh AS.

Selain mengancam untuk meningkatkan pengayaan uranium, Iran pada 7 Juli lalu juga telah menyatakan akan melanjutkan pembangunan reaktor air berat yang mampu memproduksi plutonium di Arak, Iran tengah.

Ketegangan antara AS-Iran semakin memanas setelah Washington DC menyalahkan Iran atas serangkaian serangan sabotase terhadap kapal tanker dan Teheran menembak jatuh drone pengintai AS. Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya konflik yang kedua pihak katakan ingin dihindari.

Kesepakatan 2015 dicapai antara Iran dan enam kekuatan dunia (Inggris, Tiongkok, Prancis, Jerman, AS, dan Russia), dimana isinya Teheran setuju untuk secara drastis mengurangi program nuklirnya dengan imbalan pelonggaran sanksi.

Washington DC mulai menerapkan kembali sanksi pada Agustus 2018 dan telah menargetkan sektor-sektor penting termasuk ekspor minyak dan sistem perbankan, yang bertujuan merusak perekonomian agar memaksa Iran untuk menghentikan program nuklirnya. ang/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top