Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Aksi Korporasi - Transcoal Pacific Jadi Emiten Ke-23 di BEI pada Tahun 2018

IPO Saham Transcoal Pacific "Oversubscribed" 3 Kali

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT Transcoal Pacific Tbk resmi melayarkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan menggandeng kode sama TCPI ini berhasil meraup dana segar melalui gelaran penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) sebesar 138 miliar rupiah dengan melepas sebanyak satu miliar saham ke publik.

IPO emiten jasa pelayaran ini pun mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 3 kali. Direktur Investment Banking Investindo Nusantara Sekuritas, selaku penjamin pelaksana emisi efek, Anshy M Sutisna, menjelaskan dari total pemesanan saham yang masuk, sejumlah dua miliar lebih saham merupakan permintaan yang berasal dari pooling allotment yang mencerminkan kelebihan permintaan sebanyak lebih dari 200 kali dari porsi pooling tersebut.

"Atau secara keseluruhan terjadi kelebihan permintaan hampir tiga kali dari total IPO," ungkap dia, di Jakarta, pekan lalu (6/7). Adapun Perseroan baru saja melakukan masa penawaran umum perdana saham (Offering Period) pada 29 Juni sampai 2 Juli 2018 lalu.

Dalam aksi korporasi ini, Perseroan menunjuk penjamin pelaksana emisi efek yakni PT Investindo Nusantara Sekuritas dan PT Jasa Utama Capital Sekuritas, serta empat perusahaan penjamin emisi, yakni PT Panca Global Sekuritas, PT Dhanawibawa Sekuritas Indonesia, PT Pacific Sekuritas Indonesia, dan PT Binaartha Sekuritas.

Menurut Anshy, selama masa penawaran umum tercatat sebanyak 632 investor melakukan pemesanan saham Perseroan. "Untuk itu, berdasarkan sistem penjatahan yang ditetapkan, 99 persen adalah alokasi untuk penjatahan pasti (fixed allotment) dan 1 persen untuk penjatahan terpusat (pooling allotment)," jelas dia.

Sebagai informasi berdasarkan data prospektus final, sebelum IPO, saham Perseroan dimiliki oleh PT Sari Nusantara Gemilang (SNG) sebesar 70 persen dan PT Karya Permata Insani (KPI) sebesar 30 persen. Setelah IPO, komposisi pemegang saham Perseroan yakni SNG sebesar 56 persen, KPI menjadi 24 persen.

Sisanya pemegang saham publik sebesar 20 persen. Perseroan memiliki satu entitas asosiasi dengan kepemilikan saham 28,8 persen, yakni PT Energy Transporter Indonesia yang bergerak di jasa pelayaran dalam dan luar negeri. Dalam debut perdananya, saham Perseroan naik 69,57 persen atau 96 rupiah ke level 234 dari harga perdana 138 rupiah. Saham Perseroan ditransaksikan sebanyak satu kali dengan volume sebanyak 100 lot dan menghasilkan nilai transaksi 2,34 juta rupiah.

Emiten ke-23

Sementara itu, Direktur Utama Transcoal Pacific, Dirc Richard Talumewo, mengatakan jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO yakni satu miliar saham merupakan 20 persen dari modal ditempatkan disetor Perseroan. "Pencatatan saham ini merupakan realisasi dari komitmen manajemen untuk go public melalui mekanisme perdagangan di BEI," kata Richard.

Dengan demikian, Perseroan resmi menjadi perusahaan publik dan merupakan emiten ke-23 yang mencatatkan sahamnya di BEI pada tahun 2018 ini. Dana hasil IPO akan digunakan sebagai tambahan modal kerja untuk kegiatan operasional Perseroan. Dari sisi kinerja, catatan Koran Jakarta, target laba bersih Perseroan sepanjang tahun ini diharapkan sebesar 110-130 miliar rupiah.

Hingga kuartal pertama 2018, laba bersih Perseroan telah mencapai 35 miliar rupiah. "Kami yakin target akan tercapai," jelas dia. Pada tahun ini, Perseroan jakan menambah armada SPB (Self Propelled Barge) untuk melayani pengangkutan di daerah yang medannya ekstrem, sehingga Perseroan membutuhkan armada yang cukup tangguh.

yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top