Ionia, Wilayah Awal Revolusi Ilmiah
Wilayah Ionia memiliki 12 kota. Mereka membentuk Liga Ionia, sebuah pakta sosial-keagamaan, pada abad ke-7 SM. Memiliki pelabuhan menciptakan interaksi pedagang dari Fenisia dan Yunani daratan, menciptakan intelektual subur yang memunculkan revolusi ilmiah pertama yang dimulai oleh Thales dari Miletus.
Ionia adalah sebuah wilayah di Anatolia barat (Turki modern) yang dihuni oleh orang Ionia sejak 1150 SM. Di tempat ini kala itu dihuni oleh orang Yunani yang berbicara dengan dialek Ionia. Di salah satu bagian di Ionia terdapat Kota Miletus. Tempat ini dikenal sebagai tempat kelahiran filsafat Yunani.
Pantai barat Anatolia dihuni oleh pemukim peradaban Mycenaean (1700-1100 SM) yang dikembangkan oleh bangsa Indo-Eropa yang menjalin hubungan dengan peradaban Minoa di Kreta dan kebudayaan pesisir Laut Tengah lainnya.
Masyarakat Anatolia sebagian besar tinggal di dekat perairan untuk berdagang. Di bagian pedalaman adalah bagian dari Kerajaan Het (1400-1200 SM) sampai Keruntuhan Zaman Perunggu (1250 - 1150 SM), meskipun jangkauan mereka tidak meluas ke wilayah pesisir yang akan menjadi Ionia.
Kerajaan Frigia bangkit di daerah itu setelah jatuhnya orang-orang Het bersama dengan masyarakat Karia, Lidia, dan Misia. Ketiga masyarakat terakhir ini menguasai daerah itu dari muara Sungai Hermus di utara hingga Maeander di selatan yang kemudian menjadi dikenal sebagai Ionia.
Wilayah Ionia memiliki 12 kota. Kota-kota dimaksud adalah Phocaea, Clazomenae, Colophon, Teos, Lebedus, Ephesus, Chios, Erythrae, Samos, Priene, Myus, dan Miletus. Ke-12-nya membentuk Liga Ionia, sebuah pakta sosial-keagamaan, pada abad ke-7 SM dan kemudian bergabung dengan Smyrna.
LamanWorld Historymenyebut, populasi wilayah itu beragam dengan orang Yunani Aeolian di utara, orang Yunani Dorian di selatan, dan orang-orang dari Kerajaan Misia, Lidia, dan Karia, yang semuanya berinteraksi melalui perdagangan dan kawin campur dengan orang Ionia.
Pelabuhan perdagangan yang didirikan oleh masyarakat Mycenaean, menarik pedagang dari Fenisia dan Yunani daratan. Interaksi ini menciptakan suasana intelektual subur yang memunculkan revolusi ilmiah pertama yang dimulai oleh Thales dari Miletus dan dikembangkan oleh para filsuf pra-Socrates lainnya.
Setelah Cyrus II atau Cyrus the Great yang berkuasa 550-530 SM mengalahkan Croesus dari Lidia pada Pertempuran Thymbra pada 547 SM, wilayah tersebut menjadi bagian dari Kekaisaran Persia Achaemenid. Pada 499 hingga 493 SM, orang-orang memberontak terhadap Persia dalam pemberontakan Ionia. Dengan dukungan oleh Athena dan Eretria, Persia berhasil dikalahkan.
Sebagai pembalasan, Darius I atau Darius Agung yang berkuasa 522-486 SM, melancarkan invasi pertama Persia ke Yunani pada 490 SM. Perang ini berhasil dihentikan di pertempuran Marathon. Putra dan penggantinya, Xerxes I, yang memerintah 486-465 SM, kembali melancarkan invasi kedua pada tahun 480 SM. Sayangnya usaha ini berhasil dilumpuhkan dilumpuhkan kembali.
Ionia pernah menjadi bagian dari Kekaisaran Alexander Agung setelah 335 SM dan diperebutkan oleh para jenderalnya setelah kematiannya pada 323 SM. Dengan seringkali berpindah penguasa ini akhirnya jatuh ke Kekaisaran Seleukus, lalu jatuh kembali ke tangan Roma pada 189 SM.
Selanjutnya Romawi menempatkannya di bawah kendali Dinasti Attalid Pergamon (juga diberikan sebagai Pergamus). Orang Ionia terus tinggal di wilayah tersebut selama periode Romawi dan hingga masa Kekaisaran Ottoman yang mengambil kendali setelah 1453 M.
Sejarah Awal
Menurut Herodotus yang hidup antara 484-425 SM, orang Ionia mengambil nama mereka dari Ion, raja legendaris Athena. Namun mereka menganggap diri mereka sebagai orang Ionia, bukan orang Athena, meskipun Herodotus mencatat bagaimana klaim ini pada dasarnya tidak berarti.
"Memang benar bahwa mereka menganut namaIonialebih dari orang Ionia lainnya, jadi biarkan mereka mengklaim sebagai orang Ionia murni. Nyatanya, bagaimanapun, nama tersebut berlaku untuk semua orang yang dapat melacak asalnya kembali ke Athena," kata dia.
Orang Ionia awalnya dari Peloponnese, tetapi menurut sejarawan Herodotus, Strabo, dan Pausanias, mereka diusir oleh orang Akhaia dan melarikan diri ke Athena. Setelah mendapat perlindungan mereka bermigrasi ke Anatolia, menetap di wilayah pesisir yang subur.
"Dalam hal iklim dan cuaca, tidak ada wilayah yang lebih adil di seluruh dunia yang diketahui selain tempat orang-orang Ionia mendirikan komunitas mereka. Tidak ada perbandingan antara Ionia dan tanah di utara dan selatan, beberapa di antaranya menderita dingin dan hujan, sementara yang lain sangat panas dan kering," komentar Herodotus tentang wilayah tersebut dan para pemukimnya.
"Mereka tidak semuanya berbicara dengan bahasa yang persis sama, tetapi ada empat dialek yang berbeda. Miletus adalah komunitas Ionia paling selatan, diikuti oleh Myus dan Priene. Tempat-tempat ini terletak di Karia dan berbicara dengan dialek yang sama satu sama lain. Lalu ada komunitas Ionia di Lidia - Ephesus, Colophon, Lebedus, Teos, Clazomenae, dan Phocaea yang memiliki dialek yang sama sekali berbeda dari yang diucapkan di tempat-tempat yang telah saya sebutkan. Ada tiga komunitas Ionia lebih lanjut, dua di antaranya terletak di pulau-pulau (yaitu Samos dan Chios), sedangkan Erythrae lainnya, berada di daratan," imbuh Herodotus.
Liga Ionia dibentuk oleh ke-12 kota sebagai ekspresi kepercayaan budaya umum yang dirayakan setiap tahun di Festival Panionik. Acara ini diadakan di kuil yang dikenal sebagai Panionium, yang didedikasikan untuk Poseidon.
Liga Ionia tidak pernah menjadi aliansi politik atau militer melainkan pengakuan atas kepercayaan dan sejarah bersama. Festival Panion dapat dibandingkan dengan pertemuan keluarga besar tahunan di mana para peserta mengakui ikatan bersama tetapi tidak harus akur atau terlibat secara sosial.
Sebagaimana dicatat, orang Ionia diketahui telah berada di wilayah tersebut sejak 1150 SM tetapi tidak ada catatan sejarah mereka di sana sampai abad ke-8 SM ketika mereka disebutkan oleh Homer. Mereka memasuki catatan sejarah Anatolia pada Zaman Kuno.
Setelah membangun kota, mereka menjelajahi wilayah tersebut dan beberapa kota, seperti Miletus, mendirikan koloni. Negara-kota Ionia berkembang pesat dalam perdagangan lokal dan jarak jauh pada abad ke-7 SM ketika Raja Gyges dari Lydia (yang hidup antara 680-645 SM) menaklukkan Colophon dan Miletus dan menyiapkan panggung untuk serangan Lidia lebih lanjut. hay/I-1
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya