Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

IOC Tolak Tudingan Ukraina Soal Promosikan Perang Usai Rusia Berpotensi Ikut Olimpiade

Foto : REUTERS/Denis Balibouse/File Foto

Logo Cincin Olimpiade di depan markas Komite Olimpiade Internasional (IOC) di Lausanne, Swiss, 17 Mei 2022.

A   A   A   Pengaturan Font

Komite Olimpiade Internasional (International Olympics Committee/IOC) menolak kritik keras dari pejabat Ukraina, yang menudingnya mempromosikan perang. Ini seiring Rusia yang berpotensi diberi kesempatan untuk lolos ke Olimpiade Paris 2024.

Penasihat Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak pada akhir pekan menggambarkan badan yang berbasis di Lausanne itu mempromosikan "kekerasan, pembunuhan massal, penghancuran". Ia bahwa kehadiran Rusia di Olimpiade akan memberikan negara itu "platform untuk mempromosikan genosida".

"IOC menolak dalam istilah sekuat mungkin ini dan pernyataan fitnah lainnya," kata IOC dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, Selasa (31/1).

"Mereka tidak bisa menjadi dasar untuk diskusi yang konstruktif," lanjutnya.

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang pekan lalu menyerukan kampanye untuk mencegah atlet Rusia berkompetisi di Paris, meminta dukungan Perdana Menteri Denmark yang berkunjung pada Senin.

Dalam pidato video malamnya, Zelensky berjanji untuk "melindungi struktur olahraga dan gerakan Olimpiade internasional agar tidak didiskreditkan melalui upaya beberapa perwakilan birokrasi olahraga untuk mengizinkan atlet Rusia di kompetisi internasional".

Rusia menginvasi tetangganya Ukraina pada 24 Februari tahun lalu dengan mengatakan ingin melindungi keamanannya dan penutur bahasa Rusia. Puluhan ribu orang telah terbunuh dan jutaan orang diusir dari rumah mereka.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba sebelumnya menarik perhatian pada fakta bahwa banyak atlet Olimpiade Rusia memiliki hubungan dengan militer, termasuk dengan bersaing untuk klub olahraga yang berafiliasi dengan kementerian pertahanan.

"Tentara yang melakukan kekejaman, membunuh, memperkosa, dan menjarah. Inilah yang ingin ditempatkan oleh IOC yang bodoh di bawah bendera putih agar dapat bersaing," tulis Kuleba di Twitter.

Rusia membantah tuduhan bahwa pasukannya telah melakukan kekejaman di Ukraina.

IOC mengatakan pekan lalu bahwa pihaknya menyambut baik proposal dari Dewan Olimpiade Asia agar atlet Rusia dan Belarusia memiliki kesempatan untuk berkompetisi di Asia.

Itu berpotensi juga termasuk acara kualifikasi Olimpiade, mengingat atlet Rusia dan Belarusia tidak dapat bersaing di Eropa karena berbagai pembatasan dan larangan serta tentangan yang disebabkan oleh invasi Rusia.

Namun, IOC kemudian menambahkan bahwa setiap federasi olahraga adalah "otoritas tunggal untuk kompetisi internasionalnya".

Kementerian luar negeri Rusia mengatakan setiap upaya untuk menekan Moskow dari olahraga internasional karena apa yang disebutnya operasi militer khusus di Ukraina "pasti gagal".


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top