Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Prospek Usaha

Investasi PLN Mencapai Rp248 Triliun

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menyatakan sejalan dengan kemajuan program kelistrikan 35 GW, maka sejak Januari 2015 hingga September 2018, PLN telah menanamkan dana investasi 248 triliun rupiah, yang pada periode sama peningkatan jumlah pinjaman hanya sebesar 148 triliun rupiah atau 60 persen dari total investasi.

Direktur Keuangan PLN, Sarwono Sudarto, mengatakan hal tersebut menunjukkan bahwa kekuatan dana internal PLN masih sangat memadai yaitu sekitar 40 persen atau 100 triliun rupiah dari seluruh kebutuhan investasi.

Meskipun sebagian besar pinjaman PLN masih akan jatuh tempo pada 10-30 tahun mendatang, namun berdasarkan standar akuntansi yang berlaku dan hanya untuk keperluan pelaporan keuangan maka pinjaman valas tersebut harus diterjemahkan (kurs) ke dalam mata uang rupiah, sehingga memunculkan adanya pembukuan rugi selisih kurs yang belum jatuh tempo (unrealized loss) 17 triliun rupiah.

Unrealized forex loss atau kerugian secara pembukuan akibat kenaikan kurs mata uang asing, namun tidak berdampak kepada arus kas. Unrealize forex loss yang tercatat pada laporan keuangan PLN akibat terjadinya pelemahan rupiah, sementara Perseroan memiliki kewajiban atau utang dalam bentuk dollar AS, bahkan seringkali kontrak PLN dengan IPP (Independent Power Producer) pun dalam bentuk dollar AS.

"Sehingga kalau kewajiban jangka panjangnya dihitung berdasarkan kurs sekarang ini, maka akan terjadi yang disebut unrealize forex loss. Kewajiban jangka panjang tersebut masih jauh masa jatuh temponya, namun hutang tersebut harus dibuku (tercatat) dengan kurs saat ini. Itulah kenapa disebut unrealize," ungkapnya, Kamis (1/11).

Perseroan pun membukukan kenaikan laba sebelum selisih kurs pada triwulan III-2018 sebesar 13,3 persen menjadi 9,6 triliun rupiah, dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebesar 8,5 triliun rupiah. K

enaikan laba tersebut ditopang oleh kenaikan penjualan dan efisiensi serta adanya kebijakan Pemerintah atas Domestic Market Obligation (DMO) harga batu bara Nilai penjualan tenaga listrik mengalami kenaikan sebesar 12,6 triliun rupiah atau 6,93 persen sehingga menjadi 194,4 triliun rupiah, dibanding periode ymsama tahun lalu sebesar 181,8 triliun rupiah.

Volume penjualan sampai dengan September 2018 sebesar 173 Terra Watt hour (TWh) atau tumbuh 4,87 persen dibandingkan tahun lalu sebesar 165,1 TWh. Perusahaan terus mempertahankan tarif listrik tidak naik, dalam rangka menjaga daya beli masyarakat dan agar bisnis serta industri semakin kompetitif guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Jumlah pelanggan pada triwulan III-2018 telah mencapai 70,6 juta atau bertambah 2,5 juta pelanggan dari akhir tahun 2017, sehingga mendorong kenaikan rasio elektrifikasi nasional dari 95,07 persen pada 31 Desember 2017 menjadi 98,05 persen pada 30 September 2018. Capaian rasio elektrifikasi ini melebihi target 2018 yang dipatok sebesar 96,7 persen.

"Keadaan PLN jelas sehat secara cash flow. Sebab yang terpenting itu adalah bagaimana menjaga kesehatan cash flow-nya, dan PLN dalam kondisi yang sehat," pungkasnya.

yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top