Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pasar Modal - Penghimpunan Dana Cetak Rekor

Investasi Naik Drastis di Tengah Pandemi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kebutuhan dana korporasi meningkat drastis seiring menggeliatnya kembali aktivitas bisnis di tengah pandemi Covid-19. Di sisi lain, minat investasi ke pasar modal juga melonjak dengan dominasi investor dari kalangan milenial.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penghimpunan dana di pasar modal pada 2 November 2021 mencapai 274,32 triliun rupiah, melampaui tahun lalu dan bahkan tertinggi dalam sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI). Penghimpunan dana pada awal November tersebut berasal dari 145 penawaran umum.

Selain itu, OJK menyebut masih terdapat 84 penawaran umum senilai 49,19 triliun rupiah yang masih terdapat dalam pipeline, yang masih belum diketahui akan dilakukan pada 2021 atau awal 2022. "Dengan demikian, terdapat 37 emiten baru yang melakukan penawaran pada 2021," ungkap Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, dalam acara CEO Networking 2021, di Jakarta, Selasa (16/11).

OJK mencatat nilai penawaran umum terbesar dilakukan oleh sektor keuangan dengan porsi 59,9 persen dari total penawaran. Kemudian, disusul oleh sektor material dasar 14,9 persen, teknologi 8,8 persen, infrastruktur 5,1 persen, industri 3,7 persen, properti dan real estat 3,4 persen, kesehatan 1,6 persen, barang konsumen primer 1,3 persen, dan barang konsumen nonprimer 0,4 persen.

Di sisi lain, Wimboh mengatakan investor pasar modal kian meningkat signifikan di tengah pandemi menjadi 6,4 juta atau tumbuh 102,97 persen jika dibandingkan 2020, yang didominasi milenial dan sebanyak 99 persen merupakan investor ritel.

Pada kesempatan sama, Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi, menyebutkan 29 perusahaan akan masuk ke bursa melalui mekanisme penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) tahun ini. Inarno menyampaikan situasi pandemi tidak menyurutkan minat perusahaan untuk masuk ke pasar modal.

Hingga 12 November 2021, terdapat 40 perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di bursa dengan total dana yang dihimpun mencapai 32,3 triliun rupiah, tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Di tingkat regional Asia Tenggara, Indonesia masih menjadi bursa dengan jumlah IPO terbanyak di Asean dan terus mencatatkan tren positif dalam lima tahun terakhir.

"Selain itu, jika dilihat melalui pertumbuhan jumlah perusahaan tercatat, Indonesia juga memiliki jumlah pertumbuhan tertinggi yang mencapai hampir 40 persen dibandingkan bursa Asean lainnya," kata Inarno.

Menurut Inarno, menuju akhir 2021, pasar modal Indonesia relatif telah pulih. Selain pertumbuhan perusahaan tercatat, pasar modal domestik juga mencatatkan rekor dari sisi perdagangan dan pertumbuhan jumlah investor.

Perdagangan Karbon

Sementara itu, Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, meminta BEI bersama dengan Kementerian Keuangan serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mempersiapkan mekanisme perdagangan karbon atau carbon trading agar dapat dilakukan di dalam negeri.

"Khusus di climate change (perubahan iklim), tentu kami mengapresiasi yang dilakukan oleh BEI dalam bentuk peluncuran green bond, green sukuk, dan green investment. Mungkin perlu ada tambahan di mana bursa efek perlu mempersiapkan terkait dengan carbon trading, bersama dengan Kemenkeu dan KLHK," ujar Menko Airlangga Hartarto.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top